Pendidikan Karakter [Bagian 3]

Kuliah Pendidikan Karakter yang Saya jalani sudah memasuki minggu ke-4, tapi Saya masih membahas materi minggu pertama. >.<

Kali ini Kita akan membahas mengenai Grit.

Grit adalah kemampuan untuk tetap berada dalam suatu permainan, kemampuan untuk tetap melakukan sesuatu yang sudah dimulai, kemampuan untuk tetap berusaha mengerjakan sesuatu meskipun harus berkali-kali gagal.

Menurut Dr. Angela Duckworth, seseorang kurang memiliki Grit, karena:
  1. Mereka cenderung menyepelekan peranan jumlah latihan dalam menguasai suatu keterampilan.
  2. Cenderung kurang menghargai kegagalan dalam proses yang ia jalani dalam menguasai suatu keterampilan.
  3. Cenderung meremehkan peran feedback dari orang lain (Guru, Orang Tua, Partner). 
Grit sangat diperlukan oleh setiap individu, karena dalam hidup ini akan selalu ada tantangan, hambatan, optimisme dan motivasi yang menurun. Ketika seseorang memiliki Grit, ia akan lebih tahan untuk menghadapi tekanan dan tantangan dalam hidup. Sehingga bisa dikatakan kalau Grit adalah salah satu kunci sukses dalam hidup.

Grit, Kunci Sukses, Pendidikan Karakter
Picture from: www.livinginchescopa.com
Cara menanamkan Grit pada anak:
  • Tunjukkan bahwa banyak latihan bukan satu-satunya penentu suatu keberhasilan, namun seberapa sering ia latihan, sangat mempengaruhi proses menguasai suatu keterampilan.
  • Latihan itu tidak menyenangkan. Karena anak akan mengalami kebosanan maupun kegagalan. Dampingi anak dalam melewati fase tersebut, agar ia tetap termotivasi dan optimis.
  • Selalu buat Aturan dalam Keluarga, Komunitas, atau Kelas, dan konsisten untuk menerapkannya.
  • Puji anak karena usaha yang telah dilakukannya. Hindari mengucapkan "Kamu pintar sekali." Lebih baik: "Wah... Kamu sudah berusaha mengerjakan ini dengan teliti." "Kamu pasti sudah berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mengerjakan ini dengan baik." dsb.
Mengenai materi Grit ini, yang Saya alami dalam proses Homeschooling Nisrin, bukan hanya Nisrin yang belajar untuk memiliki karakter Grit, tapi juga Saya.

Misalnya saja, Nisrin saat ini mengikuti program Reading di RAZ-Kids. Kendala saat ini adalah PC Kami yang biasanya ada 2 Unit, kini hanya ada 1 unit. Otomatis, penggunaannya harus berbagi dengan kegiatan Ayah Bunda bekerja. Ditambah lagi microphone yang entah mengapa tiba-tiba tidak bisa digunakan. Alhasil Nisrin tidak bisa melanjutkan ke level selanjutnya, karena banyak tugas yang belum terselesaikan. Karena alasan itu, Saya sering tidak memberikan waktu bagi Nisrin untuk membaca di RAZ-Kids, padahal... saya masih bisa mengajak Nisrin untuk membaca buku walaupun skor Nisrin nantinya tidak bertambah. 

Kami sudah membuat jadwal Homeschooling: Harian, Mingguan, Bulanan, 3 Bulanan dan Tahunan. Sering kali Saya telat memfasilitasi Nisrin dalam belajar. Faktor malas, daily chaos, kegiatan memasak, membereskan pekerjaan rumah tangga menjadi alasan. Seharusnya hal itu tidak menjadi hambatan, karena Kami sudah punya perencanaan, yang terpenting adalah Saya fleksibel dalam mengatasi keadaan sehari-hari namun tetap konsisten pada jadwal atau prioritas yang telah ditetapkan.

Jadi... Saya yang harus lebih menunjukkan karakter Grit pada Nisrin terlebih dahulu. Karena begitulah cara anak belajar, meniru orang tuanya. 

Sumber: "Teaching Character and Creating Positive Classroom" Course, an Interview with Dr. Angela Duckworth 

2 komentar:

  1. grit=sabar. materi kuliah minggu pertama sama kedua masih bisa ngikutin. Begitu minggu ketiga aku roaming. Tentang macro structure masih bingung. Mau ngulang nonton kuliahnya ga sempet2. Nunggu pencerahanmu ya mbak.. hehe

    BalasHapus
  2. Hehe... aku juga belum sempet bikin review nya nih... :P

    BalasHapus