Dalam rangka Tematik Blogging-nya #1minggu1cerita, Saya terpaksa
harus bernostalgia. :D
Agak kurang
semangat nulis di blog, karena sudah hampir sebulan anak-anak sakit, jadi me
time di malam hari hampir tidak ada. Harus ngelonin dua balita. Tapi admin
#1minggu1cerita killer abis.... masa udah ngasih alasan yang begitu kuat dan
rasional, tetep aja ditagih. @.@
Jadi... mari
temani saya bernostalgia... biar Saya semangat untuk bercerita. Hehhe....
Setiap Sekolah
wajib memiliki Perpustakaan. Kenapa? Selain karena tuntutan akreditasi
(*peace!!) pastinya Perpustakaan adalah sarana belajar yang diperlukan oleh
anak-anak. Tapi sayangnya belum semua sekolah memiliki Perpustakaan yang
memadai. Boro-boro menjadi tempat yang menyenangkan untuk mencari inspirasi, untuk duduk santai sambil membaca buku saja, belum tentu terpenuhi.
Waktu SD, yang
Saya ingat, perpustakaannya ada di ruang BK (Bimbingan dan Konseling). Buku dan lantainya berdebu tebal. Hanya
ada 1 atau 2 rak besi yang diisi dengan buku paket/pelajaran dari Dinas
Pendidikan. Ada beberapa majalah usang, kebanyakan majalah Mangle. Tidak ada buku cerita anak-anak. Koran
juga tidak ada. Kalau mau lihat koran, harus ke ruang Kepala Sekolah. Kira-kira... siapa yang mau main di sana? -.-"
Tapi Saya bukan
anak yang mudah menyerah dengan keadaan. Haha... maaf agak berlebihan. Tapi
iya, di saat teman-teman lain jarang main ke Perpustakaan, Saya malah rutin berkunjung
ke Perpustakaan Daerah Cianjur setiap hari Rabu. Kenapa hari Rabu? Karena kalau
hari Kamis, jadwalnya main ke Pasar Kamis... Hihihihi....
Kadang saya mengajak
teman atau saudara, tapi lebih sering sendirian. Teman-teman biasanya mendadak
tidak bersemangat main bersama saya, kalau diajak ke perpustakaan. Wajar saja,
dulu Perpustakaan Daerah ada di Lantai 2 Gedung Kesenian Cianjur. Kurang
terawat, jarang ada buku cerita atau buku terbitan baru yang biasa ada di
Gramedia. Tapi entah mengapa, Saya selalu menemukan keseruan main di
Perpustakaan.
Beranjak SMP. Saya mengenyam pendidikan di SMP swasta di Bandung. Perpustakaan Sekolah Saya hanya ruangan 2x8 m, berisi buku pelajaran, RPUL,
peta, majalah dan beberapa buku agama. Tapi ada buku-buku ilustrasi grafis yang menjadi
favorit saya, tidak boleh dipinjam, jadi saya harus bolak-balik untuk sekedar
melihat-lihat buku favorit.
Tapi Perpustakaan
SMP menjadi pahlawan bagi Saya. Kenapa? Karena di situlah Saya belajar untuk
persiapan Ujian Nasional. Di saat teman-teman se-gank masuk bimbingan belajar
favorit, cuma Saya yang harus mengandalkan kelas pemantapan di sekolah dan
belajar sendiri. Merasa kalau banyak pelajaran yang tidak dikuasai terutama
matematika, Saya memutuskan untuk bolos pemantapan. Lho? Iya... karena Saya
merasa kelas pemantapannya tidak cocok bagi Saya. Masuk kelas pemantapan hanya
membuat Saya jenuh dan materi tetap tidak dikuasai. Akhirnya Setiap jam kelas
pemantapan, Saya menyelinap ke perpus, mengumpulkan buku latihan soal dari
tahun 90-an. Setiap latihan soal, saya kerjakan. Soal yang sering muncul, saya
catat. Dan akhirnya Saya punya daftar soal dan materi yang PASTI muncul di UN.
Yang lucu adalah, Saya menghafalkan kombinasi angka di soal matematika. Jadi
ketika UN matpel Matematika, banyak soal yang tidak saya hitung. Tapi
langsung saya tebak isinya. Hehehe… Alhamdulillah, hasilnya cukup memuaskan,
dan Saya berhasil masuk ke SMA Negeri yang Saya inginkan.
Oh iya... semasa SMP, Saya juga anggota dan pengunjung aktif Perpustakaan Daerah Jawa Barat. Kebetulan dekat dengan sekolah, jadi bisa sering main ke sana. Ditambah, koleksi bukunya sangat banyak. Sekarang Perpustakaan Daerah Jawa Barat sudah direnovasi jadi bagus sekali. Dan sekarang dikenal sebagai Bapusipda Jabar. Hmm.... kapan ya bisa main ke sana? ^.^
Kelas 2 SMA, Saya pindah lagi ke Cianjur. Tidak banyak kenangan
saya di perpustakaan. Alasannya, kegiatan ekskul dan internal kelas sudah
sangat banyak. Sehingga lebih sering beraktivitas di rumah teman. Masa SMA sepertinya lebih banyak mainnya.. :P
Tapi
perpustakaan SMA sudah jauh lebih baik. Ruangannya besar, dan koleksi
ensiklopedia nya banyak. Setidaknya novel-novel sastra ada di sana. Jadi
referensi belajar Sastra Indonesia bisa ditemukan di sana.
Kuliah? Ya.. jangan ditanya ya… Kacida kalau PTN gak punya
perpustakaan yang memadai. Cuma lucunya, Saya rajin ke Perpustakaan bukan untuk mencari buku yang berkaitan dengan jurusan yang saya ambil. Tapi malah meminjam buku pesanan Papah, tentang mesin, elektro dan kimia. Dan teman-teman sampai geleng-geleng kepala melihat banyaknya buku yang saya pinjam tiap minggu.
Dari SMP sampai Kuliah, Saya juga jadi member aktif berbagai
Taman Baca. Tapi tujuan saya ke Taman Baca waktu itu adalah meminjam komik
dan novel. Hehehe… yang penting ada minat baca. :P
Sekarang, kegiatan Saya juga ada yang berkaitan dengan
Perpustakaan atau Taman Baca. Ada Perpustakaan yang menerima siapa saja dan meminjamkan buku
pada siapa saja, Perpustakaan Ambu. Di sana, Saya juga bisa berkarya bersama anak-anak dan Gank Perpus.
Sudah hampir sebulan Kami tidak ke Perpustakaan Ambu, karena
anak-anak sakit bergantian. Tapi Perpustakaan Ambu dengan baik hati mengirimkan
1 kardus buku ke rumah. Jadi Kami (Khususnya Nisrin) tetap punya stok buku bacaan baru.
![]() |
Stok bacaan baru di rumah habis, sebelum dapat kiriman dari perpus ambu, Nisrin baca majalah trubus... Hihihi.... |
Kesimpulannya, perpustakaan bisa menjadi tempat yang menyenangkan
manakala bisa memfasilitasi pengunjungnya dengan buku, tempat atau kegiatan
yang tepat. Sekolah Dasar, selayaknya memiliki koleksi buku yang diperuntukkan
untuk usia SD. Demikian pula untuk jenjang sekolah lainnya.
Dan… bila Kita memiliki koleksi buku, sebaiknya izinkan keluarga,
saudara, teman atau tetangga untuk melirik dan membacanya. Kita tidak pernah
tau inspirasi itu muncul dari mana. Siapa tau, buku yang kita punya memberi
inspirasi dan mendatangkan kebaikan bagi orang lain. ;)
PS: Yang mau menyumbangkan buku untuk Perpustakaan Ambu, bisa
melalui Saya… ^.^
![]() |
Saya juga paling suka nongkrong di perpus....waktu SMA hobi ke perpus buat bacain ensiklopedi yang bagus-bagus... *bukannya baca buku pelajaran* :D.
BalasHapusDi SD saya dulu juga cuma satu rak bukunya :(. Itupun cuma ada majalah Kuncung dan bbrp buku lain yg ga menarik..
Sama atuh yaaa..... Tapi minimal kita punya minat baca.. apapun bacaannya.. Hihihi..
HapusPerpus kami akan kerjasama dengan perpus desa. Eh kok malah promo rumah baca. Admin killer itu teh anil kan, bukan akuh. hahaha
BalasHapusKamu tahu siapa dirimu Bang.. :P
HapusPerpus SD dan SMP jaman d pesantren sahabat setia saya.. Sma malah ga ada :( paling ingat favorite baca trio detektif dan Lima sekawan..
BalasHapusDuh kangen baca komik..
Lima Sekawan susah didapat waktu itu. Palingan komik serial cantik yang dibaca. Dan tau dong... serial cantik gak recommended buat anak di bawah umur.. *oops...
HapusSetidaknya, sekarang tau mana yang harus tidak dibaca oleh anak sendiri.. >.<
"Dari SMP sampai Kuliah, Saya juga jadi member aktif berbagai Taman Baca. Tapi tujuan saya ke Taman Baca waktu itu adalah meminjam komik dan novel.yang penting ada minat baca" ---- Idem, yg penting mah minatnya dulu ya hehe
BalasHapusBtw, salam kenal Chika :)
Salam.kenal jugaaa...maaf baru kebaca comment nya
Hapusanak anak saya juga suka sekali membaca, karena dari usia 6 bulan saya sudah biasakan membacakan buku untuk mereka. punya perpustakaan di rumah juga mimpi saya semogaa segera terwujud. dan semoga juga keinginan mbak juga segera terwujud
BalasHapusAamiin.... :)
Hapus