Resume Matrikulasi Ibu Profesional Sesi 10

[kelas matrikulasi Ibu Profesional] Batch #1 Sesi #10

MANAJEMEN MENGELOLA KOMUNITAS

manajemen komunitas itu hakekatnya adalah mengurusi manusia. Jadi kita harus bisa memperlakukan manusia selayaknya manusia atau memanusiakan manusia. Mau nggak mau, kita harus benar-benar memahami seperti apa karakteristik dan kebutuhan manusia itu.


MENEMUKAN KESAMAAN
Komunitas adalah sekumpulan orang yang memiliki kesamaan,visi, hobi, atau profesi. Sehingga mereka mau untuk membentuk suatu ikatan. Jadi, kalau ingin masuk dalam komunitas atau ingin membentuk suatu komunitas, menemukan kesamaan adalah hal yang paling penting.

MENDENGAR DAN TERLIBAT
Cara paling penting dalam mengelola komunitas adalah mendengar dan terlibat. Ini adalah hal dasar tetapi justru seringkali dilupakan. Kenyataannya memang tidak banyak orang yang bisa mendengar dengan baik. Kita cenderung melihat sesuatu berdasarkan persepsi, pengalaman atau pengetahuan kita sendiri. Bahkan kadang kita memaksakan agar orang harus menuruti kemauan kita. Padahal orang lain juga punya pendapat, pemikiran, keinginan, dsb. Bagaimana mereka mau mengikuti kita, kalau mereka tidak didengar dan tidak dihargai?

Hasil dari apa yang kita dengar ini bukan tidak punya peranan. Jika kita bisa mendengar dengan baik, kita bisa mendapatkan suatu pemahaman tentang bagaimana persepsi, pemikiran, kebutuhan, kebiasaan orang-orang yang jadi sasaran kita. alhasil, kita bisa merumuskan strategi. Menurut saya, jangan bicara strategi manajemen yang ‘muluk-muluk’ kalau kita belum bisa mendengar dengan baik.

Hal penting lainnya adalah terlibat. Kalau ingin mendaptkan feed back yang baik, ya harus berbaur. Jangan cuma merintah saja, tapi bisa menyentuh kebutuhan dan terlibat dalam kegiatan mereka.  komunikasi dan perlakuan yang baik dapat membangun loyalitas.

BERBAGI DAN MELAYANI
Prinsip seluruh anggota komunitas adalah “Berbagi dan Melayani” bukan “Menuntut”, sehingga dari awal ketika seseorang ingin gabung ke komunitas Ibu Profesional, mohon ditanyakan, apa yang bisa anda kontribusikan saat bergabung dengan komunitas kami?, kalau ternyata hanya akan belajar bla,…bla…ingin mendapatkan bla…bla…. Mohon teman-teman amati, merekalah yang kelak akan menjadi sumber permasalahan komunitas berikutnya, karena hanya akan menuntut.

STRUKTUR dan ATURAN KOMUNITAS
Buatlah struktur dan aturan komunitas sesederhana mungkin, karena semakin banyak aturan yang dibuat, biasanya akan jadi indikator bahwa antar anggota komunitas tidak saling percaya.
Di komunitas itu harus ada leader, manager dan tim hore. Mereka semua harus berperan dengan baik. Contoh : Leader/  Koordinator kota A, di bawahnya ada online manager, offline manager, finansial manager, branding manager dll.

DARAH KOMUNITAS
Darah komunitas, adalah unsur yang menentukan mati hidupnya komunitas. Darah Komunitas ini meliputi 2 hal yaitu unsur Materi dan non Materi. Dari sisi materi biasanya adalah unsur finansial. Sebuah komunitas perlu memiliki  “generate income”, sehingga bisa berjiwa merdeka, tidak bergantung pada orang lain. Sedangkan non materi adalah “perjuangan value komunitas”, biasanya hal ini akan membuat para anggota komunitas tetap hidup dengan berbagai macam tantangan.

Selamat Membangun Komunitas

Salam Ibu Profesional,

/Septi Peni/

Sesi Tanya Jawab:

1⃣ Bu Septi... Dalam sebuah komunitas harus ada struktur dan aturan komunitas... Seperti yang Bu Septi contohkan... Bagaimana bila Sdm nya belum siap apa tetap dipaksakan ada struktur dan aturan tersebut...
Iip Tangerang masih fleksibel dan longgar dalam aturan... Mohon saran Bu Septi➡ Mbak Noni, ada komunitas yang "organized" dan ada komunitas yang "unorganized", semuanya sah-sah saja disebut sebagai komunitas. demikian juga ada komunitas yang terencana dan ada komunitas yang mengalir saja seperti air, semuanya boleh. Pasti kedua hal tersebut ada plus minusnya. Nah sekarang silakan dilihat kita dan komunitas kita, kira-kira lebih "cocok" chemistry nya dengan pola yang mana. Contoh kalau saya lebih menyukai yang "organized" karena hal tersebut membangun sistem, berat di awal, tapi akan makin ringan seiring terbentuknya sebuah system komunitas. Proses suksesi dan duplikasi juga akan lebih mudah terjadi karena sistem. Tidak perlu banyak orang untuk membuat sistem, selama ada leader, manager dan tim hore, sudah bisa berjalan. Yang perlu diingat leader itu hanya ada SATU, manager yang boleh banyak. Jangan pernah satu bahtera dikendalikan oleh 2 nahkoda, pasti akan menjadi komunitas yang tidak sehat✅

2⃣ Ibu, bagaimana kalau dalam komunitas sudah terlanjur banyak terkumpul orang2 yang 'menuntut'.
Apa strategi yang bisa dilakukan agar bisa berkembang?➡ Uni Yessi, seringlah buat forum ngobrol antar anggota komunitas baik online maupun offline. Untuk menyampaikan hal tersebut, harus sering diulang-ulang terus, agar semua member paham prinsip dari komunitas kita. Sehingga apabila sudah terlanjur banyak yang "menuntut", pasti akan terjadi ketidakseimbangan komunitas. Muncullah konflik komunitas, jangan cepat-cepat diredam, istilah kami (saya dan pak Dodik) "kalau panas, jangan buru-buru dikasih antibiotik, sabarlah untuk mengidentifikasi masalah, sehingga daya tahan tubuh akan naik", dengarkanlah suara teman-teman kita dalam satu komunitas. Dan terimalah "proses seleksi alam", hal ini NORMAL. Itulah cara Allah menyayangi kita. Teman-teman yang sudah tidak cocok di komunitas kita, silakan dipersilakan untuk mencari komunitas yang cocok untuk proses tumbuh teman-teman kita menjadi lebih baik. Dan jangan langsung "menghakimi" sebagai orang yang berseberangan dengan kita. ✅

3⃣ Jika komunitas yang kita bentuk masih kecil, berarti prioritasnya adalah mencari teman sevisi. Jika masyarakatnya homogen, biasanya tidak mudah untuk mencari teman yang sevisi. berarti diperlukan "brand" promotion untuk membangun minat?
Bagaimana tips untuk membangun minat tersebut?
Dan bagaimana caranya agar kegiatan generate income tidak "merusak" citra sosial komunitas?➡ Teh Chika, betul kunci awal membangun komunitas adalah mencari kesamaan. Baik itu komunitas kecil maupun komunitas yang sudah besar. Kesamaan disini bukan keseragaman, tetapi justru keberagaman. Contoh  sama-sama suka tentang pendidikan anak,
maka disana akan muncul berbagai minat seputar anak.
Bagaimana membangun minat? mulailah dari diri kita sendiri, jangan berusaha "membahagiakan banyak orang'. Tentukan waktu khusus bahwa jam sekian- jam sekian, kita akan belajar tentang hal "A". Kita woro-worokan ke teman-teman yang mau bergabung belajar bersama di jam tersebut. kalau ada yang mau ikut alhamdulillah tambah rame, kalau tidak ada yang mau ikut, tidak masalah, karena hal tersebut tidak akan mengubah semangat kita belajar tentang peminatan yang kita pilih. Prinsip ini disebut sebagai proses branding INSIDE - OUT, bukan OUTSIDE IN.
Generate Income
Bagaimana caranya agar generate income tidak merusak citra sosial komunitas. Hal ini berkaitan dengan value komunitas, ada komunitas yang tidak malu untuk selalu memutarkan proposal setiap kali ada event untuk cari sumbangan sponsor, ada juga komunitas yang malu dengan pola "minta-minta" sehingga ingin mandiri dan berjiwa kaya. (Tidak mengeluh, PD dan suka memberi). Keduanya sah disebut sebagai komunitas. Pengelolaan "generate income" ini akan menggunakan konsep "Community based bisnis (CBB)"sehingga akan lebih transparan dan saling percaya. Tentang CBB akan dibahas lebih lanjut.✅

4⃣Ibu, klo untuk rumbel.. apa harus ada rules dan struktur? ➡ sebaiknya iya mbak, biar terbentuk sistemnya✅


5⃣ Apa tepat ungkapan "lebih baik berada dlm jama'ah meski kurang 'baik' daripada sendiri"? ➡ mbak wiwin, kalau saya lebih memilih sendiri, daripada berjamaah di komunitas yang sudah ada embel-embel "kurang baik". Orang yang mendekati penjual minyak wangi pasti akan tertular harumnya, demikian juga sebaliknya untuk hal-hal yang buruk✅

6⃣ Bu Septi, saya menggaris bawahi pernyataan jgn bicara strategi manajemen yg muluk2, tp dimulai dr pendengar yg baik dan struktur komunitas leader dan istilah offline manager dll. Agak sdkt kontraproduktif bu...
➡ Mbak farda, Menjadi pendengar yang baik adalah prasayarat seorang leader komunitas. Sehingga kalau belum bisa menjadi pendengar yang baik, saran saya jangan jadi leader/ koordinator. Karena hal tersebut justru akan kontraproduktif dengan jalannya "komunitas yang organized" terdiri dari leader, manager dll. Nama-nama tsb adalah contoh, jangan mempeributkan istilah -istilah tersebut, pakailah istilah yang mudah dipahami oleh anggota komunitas. Tetapi keberadaannya mutlak diperlukan untuk komunitas seperti IIP.

7⃣Tantangannya, tidak semua ibu2 di iip memahami konteks wacana manajemen yg umumnya berlaku di dunia perusahaan. Bahkan ada yg baruuu saja mengenal di dunia EO atau berhubungan dg orang saat bergabung dikepanitiaan...bagaimana strategi yg pas ya bu? Disatu sisi kita perlu bahan bakar untuk bergerak cepat mengikuti perubahan kebutuhan grup, disatu sisi perlu upgrade "suhu" sesama member/kordi ➡ pilihannya sekarang adalah mau memilih kepanitian/kepengurusan "gendut" atau "ramping". kalau kepengurusan gendut, urusan "upgrade" ilmu akan menjadi kendala tersendiri, karena menyatukan isi kepala saja belum tentu gampang. Tetapi kalau memilih kepengurusan "ramping" sangat lebih bisa dikelola. maka pilihan kita akan menentukan respon berikutnya✅

8⃣ Ibu Septi, bagaimana cara menyikapi Silent Reader di grup Bu?➡ Uni Yes, SR ini selalu jadi penyakit grup dimana-mana. Salah satu cara adalah bagi tugas dan peran. Misal bikin daftar presensi teman-teman yang ada di group, kemudian minta mereka mastermind dalam kelompok-kelompok kecil. biarkan mereka saling berdiskusi antar grup. SR ini biasanya karena kelas kita selalu kelas besar, shg peran masing-masing dari para SR ini tidak terlihat. Kalau masih tidak berubah, tawarkan beberapa alternatif, tetap di grup ini dan berkontribusi bidang lain, atau meninggalkan grup ini untuk pindah ke grup yg lebih cocok dengan proses tumbuh kembangnya.✅

9⃣Bu Septi..
Apabila dalam sebuah organisasi/komunitas, leader tiba2 berhenti karena alasan tertentu, dan kami belum menemukan leader yg benar2 bisa menggiring kami kearah dan tujuan yg diinginkan, apa yg harus kami lakukan?➡ Aktifkan para manager sesuai dengan bidang masing-masing, misal online manager, tetap melakukan kulwapp dan diskusi online lainnya. Offline manager tetap merencanakan kelas offline, kopdar, rumbel dll. Setelah berjalan kurang lebih 1 bulan, segera berkumpullah antar manager, untuk memilih leader tim kita siapa.✅

🔟 Dan bagaimana menyikapi jika dalam komunitas tsb terdapat kombinasi antara "organized" dan "unorganized"?➡ mbak Arma, menurut pengalaman saya "tidak ada yang sukses dengan setengah-setengah" untuk itu leader dan para manager harus segera ngobrol menentukan bentuk komunitas kita mau "organized" atau "unorganized✅

1⃣1⃣Ikhe_IIP Tangsel
Ibu..jika member sudah bnyk, apakah perlu di filter lagi? --> berkenaan dg persamaan, kebutuhan, visi misi, dll? Atau bagaimana? Terima kasih ➡ tentu mbak ini hal alami, kalau kita tidak dengan sengaja memfilternya, maka proses seleksi alamlah yang akan memfilternya. dan biasa-biasa saja menanggapi hal tersebut✅

1⃣2⃣ Bu, bagaimana menghidupkan kembali semangat para koordinator yang sudah bertahun-tahun untuk konsisten mengelola grup yang mereka mungkin sudah terlalu banyak jam terbang/kesibukan masing2 diluar grup?
Sudah ingin pergantian pengurus tapi untuk menentukan pemilihannya pun selalu terhambat karena kurang adanya respon dari teman2..
Terimakasih bu...➡ mbak zy, mereka yg terjebak dalam rutinitas, pasti akan jenuh. untuk itu break sebentar, ngobrollah. ketemu barang satu dua koordinator, untuk membahas hal-hal yang ada di komunitas. Dan fokus pada solusi bukan pada masalah✅

1⃣3⃣ Kl ada beberapa yg berminat belajar bareng tp maunya gratis bgmn bu? Biasanya pas butuh suatu alat jdnya ga gabung lg 😁.. agak berat kl setiap pertemuan hny di modali satu orang.. blm lg kl ada yg liat ooo asyik gratis mau jg.. atau memang sebenarnya blm bisa d katakan sdh ketemu orang yg satu visi dan misi➡ Mbak ririn, artinya ini belum satu visi dan satu misi, ibarat suami istri, yang satu masih merasa tertekan dengan yang lain. Kalimat yang akan keluar pasti adalah "Enak banget sih kamu, cuma ngurus kantor, sedangkan aku susah payah ngurus anak tanpa piknik 😀". Yang satu merasa jadi korban untuk yang lain. Ini komunitas yang tidak sehat. Maka bangun kembali komunikasi sehat✅

Tidak ada komentar:

Posting Komentar