Review Nice Homework Sesi 3 Bagian 1

MATERI MATRIKULASI IBU PROFESIONAL BATCH #1

REVIEW NICE HOMEWORK #3


Oleh: Septi Peni Wulandani

I. Membuat Kurikulum yang “Gue Banget”

Bunda, membaca satu demi satu nice homework #3  kali ini, membuat saya makin yakin bahwa akan makin banyak anak-anak Indonesia yang akan memiliki Ibu-Ibu yang tangguh. Yang paham akan dirinya dan mampu “Memberi Teladan” kepada anak-anaknya, bahwa seperti inilah cara belajar di Universitas Kehidupan.

Tantangan dalam mengerjakan Nice Homework#3 ini bukan di urusan hasil pencapaian, tetapi justru di urusan “kesungguhan” bunda untuk menemukan diri, karena bunda yang paham misi hidupnya, peran , bisa menentukan bidang yang akan ditekuninya, dan yakin akan peran hidupnya di dunia. Insya Allah akan lebih mudah mendampingi anak-anak dalam menemukan misi spesifik hidupnya.

Semakin spesifik Bunda menuliskan tahap demi tahap proses  menemukan misi spesifik diri ini, akan semakin mudah bunda menentukan milestonenya. Disinilah saya akan bisa melihat mana yang bersungguh-sungguh dan mana yang asal  menggugurkan kewajiban saja, yang penting  NHW #3 selesai hehehe .  Di NHW#4 akan makin terlihat nyata, mana yang sudah paham dan mana yang belum. Maka jangan malu-malu untuk bertanya ya Bunda dan berdiskusilah dengan sungguh-sungguh di forum ini.

Buat yang sudah menuliskan KM 0 nya sudah dimulai beberapa tahun yang lalu, dan sampai sekarang masih galau atau belum menjadi ahli di bidangnya,  maka perlu ditanyakan ke diri sendiri, apakah yang saya lakukan kemarin sudah masuk kategori bersungguh-sungguh ataukah hanya sekedar jalan saja.

Apabila yang Bunda lakukan di KM0 yang lalu masih sekedar “asal berjalan” saja, maka saya sarankan mulailah tentukan  kembali KM 0 anda, dan kerjakan dengan sungguh-sungguh. Misal mulai besok menentukan kembali KM 0 dan komitmen sehari 4 jam akan memperkuat jam terbang kita.

Fase kembali ke titik nol ini, merupakan fase goresan yang paling dalam, karena Bunda lakukan dengan penuh kesadaran.

Goresan hidup ini ibarat gaya gesek yang diperlukan sebuah benda untuk bergerak. 

Prinsipnya :
“Aku memang kembali di titik nol, tapi aku tidak mau terjebak di ruang rasa”

Apakah mudah? TIDAK, akan banyak tantangan dan hambatan. 

Tapi Bunda harus yakin mampu memberikan gaya minimal terhadap bidang yang akan kita tekuni, agar Bunda menemukan gaya dorong yang sesuai dengan kondisi Bunda saat ini, 

Sehingga Bunda akan bisa dengan gagah mengatakan hal ini:

“aku memang memulai dari titik nol, tapi tidak akan pernah berdiam di titik nol hingga membekukan hidupku”


Sesi Tanya Jawab

❔Andita: Deg-degan baca tulisan bu septi,
Ibu.mau tanya..jk titik km 0 sdh ditetukan..sdh dirigidkan bentuk teknis prosedural...
Lalu bgmn jk dlm perjalananny.ada sesuatu yg perlu  d ubah dr yg sdh dirancang?

☑ mba andita... pendapat saya gpp perlu dirubah dalam perjalannya sekarang kita menentukan metode dan sistemnya yang kita anggap pantas cocok dan layak serta mampu kita jalani...sesuai dengan kehirupan keseharian kita yang akan datang…


Makanya secara teori ada EVALUASI untuk PERBAIKAN masa yang akan datang...
Ibaratnya jangan sampai jatuh dilubang yang sama…


Andita, betul yang ditulis mbak Noni, untuk itu perlu adanya evaluasi, bisa 3 bulanan, 6 bulanan atau 1 tahunan. Kalau sekarang kita sudah bisa melakukan evaluasi karena sudah ada yang direncanakan

❔ Fiena: Kurikulum yang dibuat dalam NHW 3 apakah mungkin apabila mengalami perubahan di tahun2 kedepan. Misal saat menetapkan Milestone saat ini ingin menjadi seorang ibu rumah tangga tapi seiring berjalan waktu mengubah tujuan menjadi seorang yang berprofesi lain seorang dokter  misalnya…

☑ Teh Fiena, jangan galau ya, kalau sudah di dalam rumah, maka bersungguh-sungguhlah di dalam, maka kita akan keluar dengan kesungguhn itu. kalau Saat ini sedang berada di ranah publik seperti mbak Nia, maka perkuat aktivitas di luar ini, untuk menguatkan aktivitas domestik kita. Misal di ranah publik kita sebagai dokter/perawat, kekuatan diri kita pasti di ranah "server', maka saat di rumah perkuat "server' anda ini untuk suami dan anak-anak, dengan kualitas yang lebih baik dibandingkan saat di tempat kerja. maka tunggulah kejutan dari Allah, saat anda memutuskan resign misalnya, akan muncul pencerahan usaha berkaitan dengan kekuatan peran "server'anda ini. 

Rezki itu kejutan bunda, datangnya dari arah yang tak terduga. bukankah saat  Ibunda Ismail lari dari Shofa ke Marwa sebanyak 7 kali, dengan kesungguhan yang luar biasa karena menjaga amanahNya, air Zam-zam muncul dari kaki kecil Ismail?


❔ Nia: Ilustrasinya begini. Saat ini kan saya kerja di lembaga keuangan. Dan saya ambil sertifikasi financial planner. Dalam hal ini apa yang saya kerjakan dan kumpulkan jam terbangnya mendukung di bunda cekatan. Ke depannya saya mau full jadi planner dan kemudian resign dari kantor. Nah di samping itu saya jg blajar ttg cara cara mendidik...misal target sebulan workshop ttg metode ajar brp kali. Baca buku metode ajar sebulan brp dsb ini penting buat persiapan saya "pulang ke rumah".
Apakah saya harus menunda pembelajaran saya persiapan jd planner padahal saat ini kerja saya ilmunya mendukung utk jd planner?

☑ Mbak Nia, tidak ada ilmu yang harus ditunda, karena ilmu itu atas kehendakNya, jalani saja, nanti Bunda akan mendapatkan hikmah dari ilmu tersebut untuk anak dan keluarga

❔ Fauziah: Bu Septi.. Sepertinya kelemahan saya itu mencatat/membuat kurikulum / evaluasi tertulis.. Rasanya hidup masih berjalan dengan let it flow aja.. Kalau merencanakan suatu kegiatan bersama anak hanya sebatas berfikir, diucapkan secara lisan, dan lakukan. Bagaimana mensiasatinya ya?

☑ Mbak Zy, segera tulis itu jawabnnya mbak hehehe. DREAM It, WRITE It, SHARE It, DO It, GROW It

Tidak ada komentar:

Posting Komentar