Nice Homework Matrikulasi Ibu Profesional - Sesi 2

Menjadi Ibu Profesional memang memerlukan perjuangan yang kuat dan semuanya harus berawal dari hati. Di sesi ke-2 Matrikulasi Ibu Profesional ini, peserta diminta untuk membuat surat Cinta pada suami. Rasanya sulit sekali untuk menulis surat yang romantis. Tapi sepertinya, kesulitan itu datang karena Saya yang belum mampu mengelola tantangan. 

Iya... menjelang acara Festival Ibu dan Anak, banyak sekali tantangannya. Rasanya pikiran ini penuh dengan berbagai kemungkinan yang belum tentu terjadi. Hal itu kemudian saya jadikan alasan untuk tidak bisa menulis surat dengan romantis. Tapi akhirnya, Saya berhasil mengirimkan surat singkat melalui line. 

Alhamdulillah... di tengah ruwetnya pikiran dan konsentrasi Saya, Suami menanggapi Surat Cinta itu dengan sangat manis dan romantis. Ya... salah satu kelebihan suami memang mampu mengolah kata dan memiliki daya ingat yang kuat, sehingga kata-katanya selalu penuh dengan "ilmu" dan daya pikat. (Klik di sini untuk membaca surat cinta dari suami)

Membaca surat itu, Saya menjadi tersadarkan, bahwa:

  • Kami sudah pernah melewati tantangan yang lebih pelik dari saat ini. Dan itu berhasil Kami lewati. 
  • Apapun masalahnya, Allah selalu mendukung kita dengan solusi, yang penting terus yakin, berusaha, berdo'a dan ikhlas menjalaninya.
  • Ia sangat memahami istrinya yang sering galau. Maka ia akan senantiasa mendukung istrinya dengan penuh cinta kasih.
  • Senyum anak-anak adalah obat dan surganya orang tua. Memastikan mereka bahagia menjalani setiap langkah (meski sukanya membuntuti orang tuanya >.<) adalah kebahagian bagi Kami.

Setelah menerima respon atas surat cinta, tugas selanjutnya adalah menganalisa potensi anak-anak dan menyiasati kelemahan masing-masing.


Nisrin memiliki daya konsentrasi yang bagus, ia terbilang "penurut", ia juga dapat menerima masukan atau nasihat dari Kami secara logika, ia juga fasih menyampaikan informasi yang sudah dipahaminya dengan baik, ia dapat memvisualisasikan pemikirannya melalui kreatifitas seni. Kelemahannya adalah ia sering memiliki perasaan takut ditertawakan. Ia seringkali tidak bisa menerima candaan mengenainya. Alhasil ini berimbas pada rasa percaya dirinya.

Nisrin yang sedang ingin menjadi pendongeng sepertinya perlu dilatih rasa humornya, dan Saya juga harus lebih sabar untuk mengapresiasi segala pertanyaan, ide dan hasil karyanya. Sesibuk apapun saya. Jika ini berhasil, maka Nisrin sangat cocok untuk menjadi Ambassador keluarga Kami. 

Evelyn adalah anak yang visioner dan suka membuat perencanaan. Ia bisa membuat karya-karya baru dari apa yang ada di sekelilingnya. Uniknya, ia akan memaparkan dulu seperti apa karyanya, bagaiman tahapan membuatnya, dan apa saja yang ia butuhkan. Kelemahannya adalah emosinya yang belum stabil. Ia mudah rewel, ketika ada yang tidak sesuai dengan imajinasinya. :D Ia juga mudah panik jika ada yang "mengancam" zona nyamannya.

Dengan melihat kelebihannya, Evelyn harus lebih sering dilibatkan dalam merencanakan suatu kegiatan atau project. Sebelum dilibatkan dalam proses brainstorming dan perencanaan, harus dipastikan dulu ia nyaman dengan kondisi emosi dan fisiknya. Membutuhkan proses dan kesabaran, namun jika ini berhasil, bonusnya.. Kami memiliki seorang planner dan organisatoris yang handal,

Kirei.. karena baru berusia 2 tahun, maka potensi yang baru terlihat adalah dari segi motoriknya. Kirei sangat tangkas, kecerdasan kinetisnya berkembang lebih cepat dibandingkan kakak-kakaknya ketika seumuran 2 tahun. Kelemahannya, ia selalu ingin didahulukan dan cenderung ingin menang dari kakak-kakaknya.

Hal ini sering kali menimbukan konflik dengan Evelyn. Maka tidak ada cara lain, dalam setiap kegiatan, Kirei harus diposisikan sama dengan Evelyn. Diberi kegiatan dan kesempatan yang sama dengan Evelyn. Karena dengan antengnya Kirei, maka Evelyn juga anteng.

Tugas ketiga adalah menganalisa potensi diri dan membaca kehendak Allah. Mengapa Saya hadir di tengah-tengah keluarga seperti ini?
Berdasarkan talent maping dan hasil test temubakat, kekuatan saya ada di bidang Generating Idea (Otak Kanan) dan Interpersonal Skill. Ya... rasanya memang sesuai dengan apa yang Saya jalani sekarang ini, Saya sangat antusias ketika diberi kesempatan untuk mengenalkan sesuatu, bahkan pada orang baru sekalipun. Sekarang ini, dalam kepanitiaan festival pun.. Kekuatan saya adalah mengolah ide-ide untuk bisa dikemas menjadi menarik. Ketika ada sesuatu yang tidak on track Saya juga bisa mengatur strategi untuk menyiasatinya. Namun kelemahan Saya ada pada kemampuan analisa dan kurang bisa menghadapi konflik, 

Melihat tipologi tersebut, sebetulnya Saya dan Suami sudah saling melengkapi. Analisa, Negosiasi, dan Penanganan Konflik yang merupakan kelemahan Saya, sebetulnya merupakan Kekuatan yang ada dalam diri suami. Maka ketika sedang menghadapi tantangan, Suami adalah tempat kedua setelah Allah, bagi saya untuk bisa menemukan kekuatan.

Sejak sebelum menikah, Kami memang sudah menjadi partner dalam membangun usaha. Pun saat ini, meski agak tersendat karena kesibukan lain. Dan.. ketika menulis ini, seakan-akan Saya menemukan kembali diri Saya. Dan ingin segera kembali on track.

Ya... menjalankan setiap project bersama-sama. Memilih project yang memang bisa dilakukan bersama-sama. Bukan sibuk sendiri dengan project masing-masing.  Astaghfirullah... Y_Y

Tugas keempat adalah, membaca lingkungan tempat tinggal, dan menganalisa tantangan apa yang ada di depan Saya? Kearifan lokal apa yang bisa terlihat? Kenapa keluarga Kami hadir di tengah lingkungan ini?

Sejak zamannya Uyut, rumah yang Saya tinggali adalah tempat ngaji, tempat belajar, Rumah ini memiliki nilai historis yang kuat dalam membantu masyarakat untuk belajar khususnya di bidang agama. Sekarang pun demikian, rumah ini tetap menjadi tempat belajar. Alhamdulillah...
Tantangannya, pemahaman masyarakat yang acuh pada pendidikan dalam keluarga. Masyarakat menganggap, "asal sekolah sebagaimana orang lain", "asal sekolah dan mendapat ijazah", "asal sekolah dan anak bisa calistung", "belajar ngaji urusan sekolah agama (TPA)".

Karena Saya memiliki "sedikit" jiwa pendidik, maka ada keinginan untuk mengajak masyarakat belajar bersama. Untuk mewujudkan ini, sepertinya... Saya harus meningkatkan kemampuan "melayani" dimana merupakan kelemahan Saya juga. 

Kearifan lokal yang ada adalah... masyarakat Cianjur senang sekali acara "ngaliwet". Bahkan lebih dari 1 tokoh di Cianjur yang berkata, "Orang Cianjur mah... sukanya haha hihi... pergi ke sana kemari untuk ngeliwet bareng. Tapi ketika diajak untuk bersinergi, mereka mundur dan melihat kembali kepentingan dirinya masing-masing".

Ada benarnya, karena setiap orang memang punya kepentingan bukan? tapi tidak semua orang Cianjur seperti itu juga kan? Namun sepertinya, untuk bisa mengedukasi masyarakat, Kita harus menyelipkannya di kegiatan "ngaliwet", harus diberi "Jebakan Batman.." hahaha,... tapi yang positif yaa..

Keluarga Kami adalah keluarga dengan core value: sederhana, unik,  penuh rasa syukur. Sejalan dengan kebiasaan "ngaliwet" yang penuh dengan kesederhanaan. Jadi... mungkin Allah menempatkan Kami di sini untuk re-pack the habit. Kami punya kekuatan untuk itu, asalkan bersinergi.

(Image from @ephy_mphy)
Memang benar apa kata Ibu Septi, mengerjakan tugas sesi ke-2 ini harus muncul dari dalam hati, dan harus dilakukan dengan hati yang tenang.

Kesimpulan yang bisa Saya ambil, Keluarga Kami mengemban tugas untuk mempertahankan rumah belajar yang diwariskan sejak zaman uyut, dan membantu masyarakat untuk mengemas kebiasaan menjadi kearifan lokal yang sesungguhnya. Orang Cianjur zaman dulu adalah Sunda yang ImTaq, berakhlakul karimah, dan senang bekerja sama. Itulah kearifan lokal yang sebenarnya. 

Masih merupakan hal yang abstrak, namun secara garis besar, Project yang terpikir adalah:

  • Saya harus fokus pada pengembangan Media, dan Graphic Design yang saya Enjoy, Easy, Excellent, dan Earn selama ini. Tinggal diperbanyak jam terbangnya, agar nilai Excellent dan Earn nya semakin tinggi. Coming Soon: Ramadhan Planner.
  • Bakat  di bidang Interpersonal dan Generating Idea bisa dikembangkan melalui kegiatan edukasi di ranah sosial dan komunitas yang non formal. Coming soon: Forum #LiwetKreatif #LiwetEdukatif #LiwetSeru #LiwetNobar #LiwetMamaos #CianjurNgaliwet #BukberLiwet
  • Mengadakan lebih banyak kegiatan positif dan edukatif di rumah bersama komunitas lain. Karena dengan anak-anak yang masih kecil, lebih mudah untuk membuka pintu untuk komunitas, dibanding harus keluar rumah untuk mendatangi komunitas. 

Bismillah... semesta mendukung.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar