Jika Sudah Tiba Waktunya

Saya pernah menggegas suatu hal pada Nisrin, dan efeknya masih terlihat sampai sekarang. Itu semua karena saya tidak punya ilmu, belum mencari ilmunya, dan belum menemukan guru yang tepat.

Atas dasar hal itu, ketika saya belajar di IIP mengenai tahapan fitrah yang mesti dilalui anak, dan jangan menggegas anak untuk bisa, melakukan sesuatu atau belajar sesuatu, Saya langsung tersadar dan manut.



Setiap anak itu unik, dan ketika tiba waktunya, dia merasa perlu dan suka, maka ia akan belajar dengan sukacita dan haus akan ilmu.

Evelyn gemar sekali mendengarkan cerita-cerita Nisrin. Suka sekali dibacakan cerita. Tapi ia belum mau belajar baca. Bahkan dengan metode bermain pun, jika tahu itu berkaitan dengan belajar baca, ia tidak mau.

Ketika saya memfasilitasi anak-anak usia dini bermain dan belajar di Qurratu'aini, Evelyn asyik dengan kegiatan yang ia rencanakan sendiri. Ia akan ikut kegiatan di Qurratu'aini jika ia merasa ingin dan perlu.

Seminggu ini, Evelyn mulai menunjukkan minatnya. Ia telah menentukan gurunya.

"Aku mau belajar menulis sama Nisrin. Kalau belajar baca, boleh deh sama Bunda."

Aakss.... Boleh deh sama Bunda.. Mak jleb gitu rasanya ya...

Evelyn tipe anak visual, penuh imajinasi, dan berbakat dalam menyusun perencanaan detail.

Ia sudah bisa membaca suku kata ba, ca, da, dst. Namun ketika suku kata itu digabungkan, ia membayangkan asosiasi dari masing-masing suku kata tersebut. Dan kemudian ia bingung, bagaimana menggabungkan asosiasi tersebut dan berbunyi menjadi sesuatu yang berbeda.

Misal ba, ia akan membayangkan baju. ca ia akan membayangkan cabai. Bukannya langsung menggabungkan bunyi ba dan ca menjadi baca, ia malah menggabungkan baju dan cabai. Dan ia merasa bingung, kenapa baju dan cabai, lalu menjadi baca. Hehehehe....

Akhirnya, untuk tahapan menggabungkan suku kata ini, saya pending. Saya menstimulus evelyn dengan langsung membaca kata, 2 kata dan kalimat sederhana. Sehingga ada kosakata sehari-hari yang sudah bisa ia baca dan tulis sendiri.

Tapi ia sadar, bahwa untuk bisa membaca lancar ada kunci yang harus ia gunakan.
Dan hari ini, kuncinya mulai terbuka.

Ia meminta bantuan saya untuk menemaninya belajar baca.

"Bun.. Sekarang aku ngerti, kalau belajar baca, yang dibayanginnya gak usah disebutin. Yang dibayangin itu biar kita inget bunyinya apa. Jadi biasa digabungin."

Dan hari ini, setelah tiba waktunya.. Evelyn minta ditemani belajar baca, belajar mengaji, hafalan dan shalat berjamaah. :D

Beda lagi dengan kirei, ia sudah paham mengenai kunci yang baru ditemukan Evelyn. Sehingga, ketika Evelyn belajar baca, Kirei pun ikut belajar baca dengan tahapan dan level yang sama.

Tidak jarang, kirei yang memberi tahu Evelyn apa bunyi dari suatu huruf hijaiyah atau suku kata.

Alhamdulillah, Evelyn tidak murung ketika diberi tahu oleh kirei. Dia malah kagum pada kirei.

Bukan drill ya.. Tapi kirei minta sendiri,
"Kirei mah cepet ngerti soalnya seneng mengingat.. Memory games aja aku kalah.. Kalau aku kan senengnya berkreasi dan menggunting. Tapi kirei juga belajar dari aku, jadi aja bisa juga.. Haduuuh... Kirei.. Kirei... " ujarnya dengan mata yang berbinar-binar.

#KuliahBunSayIIP
#BundaSayang
#KeluargaBintang
#Tantangan10Hari
#Level7

1 komentar:

  1. Bagaimana kalo anaknya tipe yg cool cuek bgt plus slenge-an kopi-an Ayahnya banget, sering geregetan deh jadinyaaaa... Curhaaat bgt ini mah 😜
    Tapi kalo diajakin ngomong pake bahasa inggris dia semangat, kosakatanya cepet nempel

    BalasHapus