Merawat Keimanan Pada Jiwa Anak

Sebenarnya ini bukan topik yang sangat saya pahami dan kuasai. Karena jujur.. keimanan saya pun masih perlu dirawat. Tapi tetap saya tuliskan, karena catatan ini perlu saya pindahkan dari buku yang akan saya konmari. Mudah-mudahan.. bisa jadi pengingat saya dan keluarga. 

Untuk merawat keimanan pada jiwa anak, diperlukan prinsip, cara dan fondasi. 




1. Prinsip

Dimulai sejak usia dini

Prinsipnya keimanan perlu dimulai sejak dini. Sebab si usia dini, sangat terbuka potensi anak untuk bisa menerima kebenaran tanpa memerlukan adanya bukti. Allah SWT sudah mengkaruniai terbukanya sanubari untuk beriman kepada Nya. 

Bertahap

Setelah itu, keimanan perlu dirawat ditumbuhkan secara bertahap. Dimulai dari menghafal, memahami dan membenarkan. Misalnya dimulai dari mengajarkan anak menghafalkan kalimat tauhid, dzikir dan ayat-ayat Al-Qur'an. Kemudian secara bertahap diajak memahami dan membenarkannya. 

Jauhi Perdebatan

Menguatkan keimanan dengan perdebatan dan berbantah-bantahan ibarat memukul batang kayu dengan martil. Hanya akan merusak. Bukan berarti tidak boleh ada diskusi atau adu argumen, namun di masa merawat keimanan ini, lebih baik mencari guru, pembimbing yang kita yakini benar, dan mengikuti bimbingan darinya. 

Perbanyak Amal Shalih

Allah SWT lah yang menanamkan keimanan, yang Maha Berkehendak. Perbanyak amal shalih, berharap Allah SWT senantiasa menjaga dan memberikan hidayah pada kita. Yakinlah.. bahwa Allah SWT benar-benar beserta orang yang berbuat kebaikan.


2. Cara

Cara merawat keimanan, berkaitan erat dengan kegiatan sehari-hari.

Bersuci

Ajari dan latih anak untuk bersuci dengan sempurna. Dan tunjukkan ikhtiar dan manfaat dari menjaga kesucian. Untuk tahap awal, suci di sini bisa dilatih dari berwudhu dan menjaga wudhu. Seiring dengan pemahaman anak, anak akan bisa diajak untuk mensucikan hati melalui bermuhasabah dan melakukan ibadah maupun riyadhoh.

Berkisah

Anak-anak.. dan termasuk kita, tak menyukai dinasehati, namun mereka suka dengan kisah atau cerita. Maka.. rajinlah untuk membacakan kisah-kisah Nabi, Rasul dan Para Sahabat. Kisah-kisah ini akan menghantarkan mereka untuk mencintai Nabi, Rasul, Para Sahabat dan orang-orang Shaleh, sehingga nak pun ingin menjadi orang shaleh. 


3. Fondasi

Fondasi keimanan adalah Ma'rifatullah.

Dimulai dengan menyucikan kalbu. Yakni dengan menghayati beriman kepada Allah SWT, hari akhir dan adanya surga dan neraka. Menanamkan adanya rasa takut dan harap. Setelah ada rasa takut dan harap, akan muncul keinginan untuk taubat dan bersabar. Kemudian akan lahir sikap zuhud. 

Ciri-ciri tumbuhnya Ma'rifatullah adalah.. munculnya rasa kasih sayang, dan tutur kata yang semakin lembut. 


Nah.. kalau kita mulai dari akhir..  ada clue untuk merawat keimanan ini... yakni membiasakan karakter kasih sayang dan lembut hati. Dan ini dimulai dari keluarga. Kenapa patokannya dari keluarga? Karena dengan keluarglah kita akan menunjukkan sifat asli. Kita akan bersikap apa adanya. Maka jika dalam diri kita belum benar-benar tertanam kasih sayang dan kelembutan hati, pasti akan terlihat dalam interaksinya bersama keluarga. Spesial adik kakak.. pasti tau banget ya... berantem tuuh.. pasti sering dan spontan banget. Jadi.. bisa nih jadi bahan latihan. 😆🤭


Dan buat ibu-ibuuu... ya coba ke anak sendiri biasanya bisa teriak-teriak kan.. lalu kenapa kalau ke anak orang auto jaim? Kok beda? 😆 Nah padahal harusnya ya sama sama dijaga.

Ya.. di situlah tantangannya.. kalau mudah.. Allah tidak akan menjadikan dunia ini sebagai ujian kan? 🙈




Tidak ada komentar:

Posting Komentar