1 Syawal 1437 H

Syawal, penanda Ramadhan telah usai, bagaimana cara mengucapkan sampai jumpa pada Ramadhan? Ramadhan 1437 H, meski sudah dinanti sejak mengikuti PERAK, namun belum sesuai dengan yang diharapkan. Banyak yang terjadi, dan tak mungkin diulangi. Bersyukur saja... 

1 Syawal 1437 H, Saya dan keluarga memutuskan untuk mengambil keheningan di Cianjur. Tidak berkumpul dengan keluarga besar Sutara dan Kartadinata di Bandung atau di Subang. Selain karena Saya masih ada pekerjaan yang belum tuntas (Deadline tanggal 8 Juli), kondisi anak-anak juga kurang fit untuk pergi-pergian menggunakan kendaraan umum. Jadi... Lebaran tahun ini, hanya ada Kami berlima ditambah Mamah dan Opa.



Karena tidak mengadakan Open House seperti keluarga besar di Bandung, hidangan pun sederhana, tidak diada-ada. Ketupat dan Gulai, Ayah Nisrin yang masak, porsinya hanya untuk 2 kali makan sekeluarga. Kue kering secukupnya, itu pun Saya yang doyan, anak-anak lebih gemar makan coklat dan permen. 

Pagi hari, Alhamdulillah... anak-anak bisa dikondisikan untuk datang ke Masjid Agung Cianjur tepat waktu. Mengenakan baju favorit dan terbaik, bukan sengaja beli baju lebaran. Anak-anak protes? Enggak, karena mereka sudah tahu, kalau beli baju itu hanya ketika perlu beli baju, dan kalau perlu ya Insyaa Allah ada rejekinya. Dan sejak awal puasa, tidak ada istilah Baju Lebaran. 


Air Mancur di Taman Masjid Agung dinyalakan, tidak seperti biasanya. Otomatis, suasana shalat Ied menjadi lebih sejuk. Setelah Shalat Ied.. saling minta maaf, dan tak lupa berfoto bersama. Hehehe... percaya deh, narsis nya kita gak seberapa dibanding jamaah lain. ^.^



Pulang ke rumah, langsung makan ketupat bersama, dan ngobrol ini itu... kira-kira sampai jam 9.30. Usainya... anak-anak sudah gatel ingin berkreasi. @.@ Tapi Saya larang, "Hari ini.... aja, kalian libur dulu berkreasinya ya...". Setelah itu, Saya berkutat lagi dengan pekerjaan di depan komputer. Ba'da dzuhur, mulai lapar... untungnyaaa.... Warung Mie Yamien depan rumah selalu buka ketika hari raya, jadi Kami sekeluarga bisa makan mie ayam dan baso kuah pangsit dengan nikmat. 

Tidak mewah, biasa-biasa saja... 1 Syawal 1437 H yang juga bertepatan dengan ulang tahunnya Evelyn. Evelyn tidak minta apa-apa, dia dibelikan mie ayam saja sudah senang bukan main. Ditambah kue, permen 1 kotak dan Susu Kedelai. Lengkap. 

Papah dan keluarga lain di Bandung, juga menanyakan kapan Kami ke Bandung. Entah... sekarang saja suhu badan Evelyn kembali panas. Evelyn emang agak "ririwit", makan banyak... minum susu kedelai rutin, tapi gampang drop. Jadi... Kami belum tahu pasti kapan bisa ke Bandung. 

Yang jelas, Saya kangen pada Aki Nenek.. Papah, Nni, adik dan keluarga yang lain. Saya juga ingin sekali menemui sahabat sejak SMP, mengambil buku donasi untuk Perpustakaan Ambu dan belanja buku di Gramedia atau Toko Buku lain. 

Tapi yaa.... sekarang ini Saya cukup menikmati hari santai nan produktif dikejar deadline di Cianjur. Lebaran yang hening tapi berisik dengan rengekan Evelyn yang tak henti-henti diganggu oleh Kirei. 

Bagi orang lain yang membaca tulisan ini, mungkin beranggapan kalau Lebaran Kami tidak seru. Tapi coba tanya pada Nisrin dan Evelyn, "Bunda... Lebaran itu seru ya! Bisa Shalat bareng-bareng, terus main di taman. Makan Ketupat dan Gulai bikinan Ayah. Bebas makan kue dan permen setelah 30 hari puasa. Kapan puasa lagi?" :D

Alhamdulillah.... yang berkesan adalah puasanya. Mudah-mudahan bisa lanjut ke puasa syawal dan Senin Kamis. :)

Taqabbalallahu minna wa minkum shiyaamana wa shiyaamakum
Minal Aidin wal faidzin mohon maaf lahir dan batin. 

Selamat Lebaran!!

4 komentar:

  1. Selamat lebaran Teteh dan anak-anaknya. Kalo kata Arden, Ayah kalau puasa lagi, ayah jangan makan siang-siang ya

    BalasHapus
  2. Wah.. liburan yang seru bisa berkunjung ke sanak saudara..
    Maaf lahir dan batin, Teh.._/\_

    BalasHapus
  3. alhamdulillah, yang berkesan adalah puasa romadonnya :)

    BalasHapus
  4. Lebaran itu seru selama bisa dirayakan bersama keluarga :')

    BalasHapus