Polosnya Nisrin

Saya sedikit heran, kok Nisrin polos sekali ya? Bila membandingkan dengan anak-anak lain yang seumuran, Nisrin terlihat paling polos.
Ketika bermain dengan anak seumurannya, ada anak yang sudah bisa mengejek dan memamerkan mainan baru miliknya. Tapi Nisrin, dengan polosnya hanya tersenyum dan tidak tersinggung. Padahal temannya yang lain sudah hampir menangis.  

Suatu hari Nisrin bertanya, "Bunda, pacaran itu apa sih?".
Dengan ekspresi cukup kaget, Saya bertanya balik, "Nisrin denger kata pacaran dari siapa?"
Dengan polosnya, dia menjawab, kalau dia mendengar dari temannya.
Akhirnya Saya menjawab, "Pacar itu semacam pewarna. Untuk mewarnai kuku, kadang buat mewarnai rambut yang sudah beruban. Nisrin mau pakai pacar?"
"Hm..engak ah, Nisrin gak suka. nanti kukunya kotor dong.. hihihi...". 
^.^ Saya tidak bohong soal defnisi pacar kan?

Lain waktu lagi, Nisrin bahkan bertanya, "Bunda, bohong itu apa sih?"
ya..Nisrin sudah menginjak usia 4 tahun. Tapi dia belum mengerti makna "bohong". Kata sejenis yang dia pahami baru, "pura-pura" dan "ngarang". Itu pun dia gunakan ketika sedang bermain peran dan bercanda. tidak ada yang dia sembunyikan. 
Saat itu Saya menjelaskan bohong dengan perumpamaan cerita.
"Misalnya.. Nisrin bunda tanya, Nisrin... nisrin sudah mandi belum? lalu nisrin menjawab belum, padahal nisrin sudah mandi, nah itu namanya bohong."
"Nisrin sudah shalat, tapi nisrin bilang ke bunda nisrin belum shalat. itu namanya tidak jujur atau bohong."
Perumpamaan yang saya berikan sebisa mungkin masih bermakna positif. Karena saya khawatir Nisrin akan berbohong. 
Saya dan suami, berusaha untuk tidak berbohong, menutup-nutupi sesuatu, apalagi mengingkari janji, janji sekecil apa pun. 
Alhamdulillah, sampai sekarang, bila memberikan komitmen akan menghukum Nisrin karena rewel pun selalu kami jalankan. Misal: Kalau Nisrin tidak membereskan mainannya sendiri, maka mainannya akan Bunda singkirkan lalu dijual atau diberikan pada orang lain. Jika tidak menyimpan buku pada tempat semula, Bunda tidak mau membacakan buku itu (Tapi buku yang lainnya tetap dibacakan).

Sebisa mungkin Saya dan suami memberikan contoh perilaku yang baik. Dan semoga Nisrin tumbuh menjadi Anak yang berakhlakul karimah. Insya Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar