Belajar Lebih Sabar dan Bijak dari Nisrin

Saya akui, Saya bukan Ibu yang sempurna. Belum ada banyak kelebihan yang saya miliki. Misalnya saja kesabaran dan kebijaksanaan. Saya masih sering "moody" menghadapi Nisrin. 

Suatu malam, ketika Saya menemani Nisrin begadang:

Nisrin: "Bunda..kenapa sih..bunda itu kadang marah kadang sabar, kadang marah kadang sabar..?!"
Saya: "hehehe... (speechless sebenarnya dikritik sama anak umur 4 tahun)"
Nisrin: "Jangan suka marah dong...nanti cepet tua, kayak ibunya Aliya."
Saya: "wkwkwkw...kenapa..jadi kayak ibunya Aliya?!" 
Nisrin: "iya da... Nisrin pernah lihat ibunya Aliya marrrahin sasa--kakaknya Aliya!"
Saya: "Terus bunda harus gimana? habis kan bunda suka kesel kalau Nisrin nya gak nurut sama Bunda. jadi kadang bunda suka marah sama Nisrin."
Nisrin: "ya harusnya..bunda itu kayak Nisrin! Nisrin kalo marah ya cuma ke Nisrin."
Saya: "maksudnya???"
Nisrin: "iyyyaaa.... kayak gini nih.. ugh...ugh...nisrin mah..ck..ck!" (Sambil memperagakan kalau dirinya sedang marah, tapi tak pernah memarahi orang lain, melainkan pada dirinya sendiri. hihi..ada-ada saja!)

Dari dialog malam itu, Saya pun terus mengevaluasi diri dan berusaha "berubah" agar menjadi lebih sabar. ^.^
Saya tak mau diingat sebagai Ibu yang gampang marah! Osu!!

Lain waktu lagi, Nisrin mengeluarkan celetukan bijaknya:

Pada saat itu, Nisrin tengah ngemil sambil menonton TV. Tak sengaja ia melihat iklan sampo yang isinya mengeluhkan rambut yang seperti singa. Dari iklan tersebut, diisyaratkan bahwa rambut seperti singa itu jelek, dan membuat seseorang tidak cantik.
Segera, setelah iklan itu berakhir, Nisrin berkata:

"Rambut itu beda-beda... rambut Nisrin Lurus... Bunda Keriting.. (padahal rambut saya cuma ikal lho!). Kalo Ayah jembet! (hihihi...kasian banget si Ayah) Gak apa-apa....

Saya harap..Nisrin terus tumbuh menjadi orang yang tak menilai dari cangkang, melainkan dari isi. Tumbuh menjadi pribadi yang bijak menyikapi perbedaan dan kekurangan.
Dan, sebelum Saya berharap banyak pada Nisrin, Saya harus terus memperbaiki diri dengan berbagai cara. Salah satu nya muncul dari Nisrin lagi:

Nisrin: "Bunda... kenapa ya..kalau habis wudhu bunda senyum...terus. gak marah-marah!"

Aha! Nisrin saja bisa mengambil hikmah dari apa yang dilihatnya, kenapa Saya tidak?! Nisrin mengamati sikap saya setiap habis berwudhu dan membandingkannya dengan sikap saya ketika tidak punya wudhu. 

Hm..meningkatkan keimanan, memperbaiki kekhusyuan beribadah, dan menjaga wudhu. Insya Allah Saya menjadi pribadi yang lebih baik. Ibu yang sabar dan bijaksana. 

Terima Kasih Nisrin!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar