New Family Project: Gowes Keluarga

Menjelang Sweet Seventeen Pernikahan Kami (Agung + Chika), ternyata ada doa yang terkabul.. Yakni hadirnya kegiatan yang kami suka dan bisa lakukan bersama. Kegiatan itu adalah bersepeda. 🤩

Awalnya Saya termotivasi oleh anak-anak yang semangat bersepeda, dan mulai bosan bersepeda di situ-situ saja.. Mereka mulai penasaran untuk bersepeda lebih jauh. Saya pikir.. bagaimana saya bisa mengizinkan anak-anak nanti bersepeda lebih jauh.. Jika saya sendiri tidak tau cara bersepeda yang aman.


Hal itu memacu diri saya untuk belajar bersepeda. Saya coba cari tau sepeda apa yang cocok untuk pemula. Di masa kecil saya hanya bisa mengendarai sepeda model BMX atau perempuan, tidak bisa mengendarai sepeda gunung. Dari berbagai referensi, City Bike termasuk yang paling mudah dikendarai. Tapi saya ragu, karena medan di Salatiga (kota domisili kami) penuh dengan tanjakan terjal. Sehingga City Bike sepertinya kurang cocok. Tapi memulai dengan sepeda gunung pun tidak ada keberanian.

Alhamdulillah, ada sahabat yang mendukung dan meminjamkan City Bike miliknya. Dengan City Bike itulah saya memulai latihan gowes.

Setelah 1 Bulan latihan.. saya sudah berani untuk membonceng anak. Dan mengantar anak ke sekolah dengan sepeda. Suami juga mulai bersepeda menggunakan sepeda gunung. Sepeda gunung pertama kami adalah Polygon Monarch.

Setelah 2 bulan.. suami semakin antusias bersepeda, dan tak diduga.. ia mendapat sepeda United Clovis 5.1 di Bandung. Dengan sepeda itu, suami semakin semangat bersepeda. 

Setelah 3 Bulan, suami mengikuti event KAI 100km di Solo. Dari sana.. semakin terlihat.. bahwa saya dan suami berbinar ketika membicarakan sepeda dan mengikuti event sepeda. 

Sepulang dari solo.. suami mengajak saya untuk bersepeda agak jauh menggunakan sepeda gunung. Sempat bingung, karena anak bungsu kami tidak bisa ditinggal. Akhirnya kami memasang sadel boncengan yang dipasang di frame Clovis. Ternyata berfungsi dengan baik.

Suami mulai berlatih membonceng si bungsu, dan mengukur kekuatan.. Di tanjakan seperti apa masih kuat gowes sambil bonceng? Dan apa yang akan membahayakan?

Saya juga ikut latihan membonceng menggunakan sepeda gunung. Tapi masih belum terlalu Percaya Diri untuk melaju di jalan raya. Tak apa.. kemampuan saya masih bisa berkembang.


Setelah hampit 7 bulan bersepeda.. saya membuka obrolan dengan suami.. bagaimana jika kita terus jadikan bersepeda sebagai forum keluarga.. Dan suami pun antusias.. ia bahkan berbagi impian untuk keliling indonesia dengan bersepeda.. Dan bahkan cita-cita kami tinggal di Spanyol kami tambahkan dengan "bersepeda di Spanyol".

Dari kegiatan bersepeda.. saya juga menyadari, polusi udara akan terus  bertambah, jika masyarakat terus mengandalkan kendaraan bermotor yang berbahan bakar. 

Polusi udara akan terus bertambah, jika masyarakat tidak membiasakan diri untuk bersepeda dan berjalan kaki.

Sekarang sudah marak sepeda motor listrik (yang katanya ramah lingkungan), namun sayang.. penggunaannya jadi kurang tepat sasaran. Lebih banyak anak usia SD yang menggunakannya untuk main kebut-kebutan. Orang tua tetap menggunakan kendaraan berbahan bakar, anak-anak malah dibiasakan mengendarai motor listrik. 

Ini sungguh fenomena yang tidak bijak. Anak-anak fitrahnya senang main sepeda.. sehat bagi mereka jika menggunakan sepeda biasa. Tak perlu dibiasakan untuk menggunakan sepeda motor listrik.

Bisa jadi.. setelah itu.. anak-anak akan lebih cepat tidak puas, dan ingin segera naik level ke sepeda motor dengan mesin berbahan bakar. 

Saya juga menyadari.. bahwa jalanan dan pengguna jalan di Salatiga ini belum ramah terhadap pesepeda. Awal-awal, bersepeda di jalan raya, saya sering kesal karena ulah pengguna jalan lain yang membahayakan. 

Tapi lagi-lagi.. saya sadar.. itu di luar kendali saya. Maka yang saya pastikan dan terus pelajari adalah, bagaimana agar bisa aman bersepeda di jalan raya. 

Dari obrolan dan proses ini.. kami membuat project Keluarga bernama.. @goweskeluarga. Dimana kami ingin menggunakan sepeda sebagai alat transportasi, rekreasi, hiburan dan membangun bonding bersama keluarga. 

Harapannya.. akan semakin banyak keluarga yang tergerak untuk bersepeda bersama keluarganya. Semakin banyak yang sadar bahwa sepeda masih bisa menjadi kendaraan masa kini yang efektif, efisien dan ramah lingkungan. Semakin banyak yang sadar bahwa jalan umum itu milik bersama, termasuk pesepeda dan pejalan kaki. Semakin banyak yang sadar bahwa dengan bersepeda.. bukan hanya tubuh yang menjadi lebih sehat, jiwa pun semakin sehat. 

Semoga.. project ini membawa berkah bagi keluarga kami. 😊

Tidak ada komentar:

Posting Komentar