Merancang Pembelajaran Daring yang Up to Date

8 tahun Saya secara resmi belajar di Ibu Profesional. Sebagian besar kegiatannya dilakukan secara daring. Saya pernah mengambil peran sebagai Fasilitator, Manager Program, hingga menjadi Rektor Institut Ibu Profesional. Meskipun demikian, tidak menjadikan diri ini ahli dalam hal pembelajaran daring. Karena perkembangan digital platform saat ini begitu cepat, dan banyak yang tidak bisa saya ikuti. 




Namun ada esensi utama yang perlu diperhatikan dalam merancang pembelajaran daring. Dan bahkan tidak berkaitan dengan platform digitalnya secara langsung. 


Tantangan ketidakpastian akan selalu ada. Ketika dilaksanakan secara daring akan banyak variabel yang bisa membuat penyelenggaraan pembelajaran daring terganggu. Maka perlu disiapkan back up plan atas setiap variabel yang mungkin muncul. Misalnya sinyal narasumber/audiens hilang, jam daring yang tidak sama atau tidak kondusif. Gagap dalam menggunakan platform, atau jenuh dengan kegiatan daring.


Nah di luar itu semua, ada yang perlu kita rencanakan jika ingin membuat pembelajaran daring.


1. Kebiasaan baru apa yang ingin kita capai melalui pembelajaran ini? Bagaimana cara mengembangkan kebiasaan ini agar tetap berkelanjutan?

Kok malah tentang habit atau kebiasaan ya? Nah itu dia... jika kita mau merancang pembelajaran, tidak bisa one time event. Karena terlalu muluk, jika kita mengharapkan ada indikator-indikator yang tercapai dalam waktu singkat, secara daring pula.

Agar pembelajaran itu bermakna dan melekat, perlu ada kebiasaan yang dibangun. Dan justru itulah yang akan menjadi tools untuk mencapai outcome yang diharapkan. 

Strateginya, kita tetapkan:

  • Kebiasaan apa yang akan dibangun?
  • Fokuslah pada kebiasaan yang akan meningkatkan dampak pembelajaran. 
  • Ciptakan sistem yang memudahkan peserta menjalani kebiasaan barunya.


2. Ajak seluruh peserta/partisipan melihat gambaran besar dibalik output dan hasil. Bagikan juga impian kita akan dampak yang berkelanjutan.


3. Ajak peserta untuk mengenali visi lembaga/organisasi/komunitas kita. Karena pembelajaran yang kita buat tentunya merupakan suatu misi untuk mencapai visi. Jadi merangkul peserta untuk memahami visi kita juga merupakan bagian yang esensial.


4. Apakah isi pembelajaran kita ini bisa diterapkan kembali di lingkungan dan masyarakat?

Maksudnya di sini.. kita harus memastikan, pasca pembelajaran, ada transfer knowledge yang bisa diaplikasikan. Tidak mesti semua poin ditransfer. Tapi kita merancang agar ilmu yang dipelajari ini mudah dipahami dan manfaatnya meluas, dengan cara peserta mampu dan tergerak untuk berbagi pengalamannya 


5. Apa yang akan membuat pembelajaran ini powerful? 

  • Tujuan, arah dan petunjuk yang jelas.
  • Budaya Komunitas/Organisasi/Lembaga yang tergambar kuat.
  • Kerangka pembelajaran yang matang

6. Apakah kita sudah mempersiapkan diri akan adanya perubahan?

Yup! Rencana yang baik bukan hanya 1 rencana, tapi kita buat rangkaian skenario rencana. Sehingga ketika ada perubahan atau hal tak terduga, kita sudah punya mitigasinya. 

7. Bagaimana kita akan berinteraksi dengan partisipan?

Gaya kita berkomunikasi dan berinteraksi perlu konsisten. Bergantung pada hubungan seperti apa yang ingin kita jalin ke depannya bersama partisipan..

8. Silent Moment. Selalu berikan waktu bagi peserta/partisipan untuk mencerna apa yang kita sampaikan. 

Ok... itu adalah poin-poin yang esensial dalam merancang pembelajaran daring.. dan ternyata apa platformnya tidak menjadi hal yang utama. Karena platform ada di turunan poin kebiasaan ya. Misalnya jika kita menggunakan platform telegram. Maka kita perlu membangun kebiasaan peserta mengecek telegram atau menggunakan telegram. Itu bagian dari kebiasaan dan sistem yang perlu diciptakan. 

Tapi kembali lagi.. apakah kebiasaan itu akan meningkatkan dampak pembelajaran? Atau ada kebiasaan lain yang lebih efektif tapi bisa tetap mengakomodir kebutuhan pembelajaran?

Hhmm.. seru sekali untuk diulik ya..
Kalau kamu.. pembelajaran daring seperti apa yang berkesan dan dampaknya masih terasa hingga kini? 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar