Ketika Respon Anak Tidak Antusias

Bulan September lalu, saya mendapatkan drama sleep regretion bersama Ali. Alhamdulillah bulan ini tantangannya sudah reda.. dan Ali sudah mulai teratur tidurnya, jarang tantrum berteriak karena tidak mau tidur.  Efeknya, saya bisa lebih menghemat energi.. 🤣🤭 Ya.. soalnya lumayan kan yaaa.. menjaga kewarasan diri saat anak tantrum itu perlu fokus dan konsentrasi kesadaran extra. Kalau enggaaak..? Bayangkanlah sumbu pendek 😆😂


Selain jadi bisa lebih hemat energi (macem lampu LED), saya juga jadi lebih rileks untuk bermain dengan tiga kakaknya.. Nisrin-Evelyn-Kirei. Pas juga dengan moment project di Kuliah Bunda Produktif, yaitu project Ladang Main. Jadi sekarang, lebih seimbang porsi main dengan tiga anak gadis, bukan melulu Ali. 


Meski sempat "melulu Ali", tapi kakak-kakaknya Alhamdulillah gak pernah protes.. Lebih sering protes kalau bundanya "melulu Ayah". 😂😂😂

Alhamdulillah saling menyayangi ya krucils... 


Karena bisa lebih santai main sama kakaknya, beberapa waktu lalu saya coba untuk menghadirkan belajar online via zoom untuk Evelyn dan Kirei. Selama pandemi Mereka belum pernah ikut program zoom lho.. Kok bisa? Ya.. karena tidak ada kewajiban SFH 😁✌ Dan saya tidak sanggup untuk mengelola sambil mendampingi Evelyn-Kirei-Ali secara bersamaan. Jadi daripada ada huru hara yesss.. mending cari kegiatan luring aja. 


Nah.. zoom pertama Evelyn-Kirei adalah Open House School of Life Lebah Putih. Yang kedua adalah Sesi Dongeng KIBA-ITB Arungi Semesta. Masing-masing durasinya hanya 30 s.d 60 menit.

 

Respon saat zoom berlangsung adalah... sunyi. 🤭😅


Iya.. ekspresi maupun gesture tubuh secara keseluruhan, mereka nampak tidak antusias.


Setelah zoom selesai, mereka nampak woles gitu gaess.. gak ada tanda-tanda ingin ikut lagi. Atau gimana gitu heboh cerita. Langsung auto main kaya biasa aja.. 


Gyaaaaa... ini kalau saya yang bikin eventnya udah bertanya-tanya dan keder... 🙈


Tapi ternyataaaa... mereka baru mulai recall dan menunjukkan feedback keesokan hari dan beberapa hari sesudahnya.. 


Haiyaaaa... warming up nya lama kali say.. Bundanya udah harap-harap cemas menanti feedback. Ternyata proses menerima input via zoom perlu mereka resapi, setidaknya selama dua hari. 


Evelyn membuat gambar yang terinspirasi dari sesi Open House. Dan membuat kreasi yang dicontohkan di sesi dongeng KIBA. Dan semuanya tanpa disuruh atau didampingi (seperti biasa.. 😆). 



Pernah suatu kali, saya ditanya soal bagaimana kegiatan yang cocok untuk keluarga kami.. Dan saya menjawab, yang durasinya cukup lama. Agar bisa warming up dengan leluasa. Yaa... mungkin ini tanda juga bahwa adaptability kami masih perlu dilatih. Tapi sisi baiknya adalah, kami tidak terbiasa dengan respon spontan, tapi biasa untuk meresapi dan merasakannya dulu (wew! 😗😜). 


Dan begitu pula saat mereka mendapatkan input melalui buku. Mereka perlu diberikan ruang dan waktu, untuk membenamkan diri dalam nikmatnya membaca buku. Lalu kemudian melepaskannya... dan menjauh sesaat...


Setelah itu mereka akan kembali dengan respon-respon tak terduga. 


Benar kata pak dodik, jangan terburu-buru meminta feedback atau respon anak. Cukup perhatikan dari "jauh" namun senantiasa hadir dan responsif saat anak mendekat. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar