Menemukan Gen Keluarga, Menelusuri Silsilah

Ketika membacakan kisah Nabi Adam as, biasanya akan muncul pertanyaan dari anak-anak, 
"berarti kita keturunan Nabi Adam ya? Turunan dari siapa ya? Kita keturunan Nabi lainnya juga kah?
Dulu pertanyaan itu hanya bisa saya jawab, "Ya mungkin, Bunda tidak tahu, karena kita tidak punya silisilah keturunan yang sampai ke Nabi Adam as".

Tapi itu dulu... Eh? 

Iya, kemarin di Grup PERAK, ada Tantangan menemukan Gen Keluarga. Untuk mencari silsilah keluarga sebanyak mungkin, jika bisa sampai ke Nabi Adam, itu luar biasa. Saya sendiri, hanya sempat bertemu dan mendengar kisah-kisah dari Uyut Khadijah (Bao-nya Nisrin). Alhamdulillah, sosok uyut benar-benar berkesan.

Uyut Khadijah + Sjafe'i dan keturunannya

Tapi Saya tidak ingat mengenai silsilah di atas Uyut Khadijah. Maka dari itu, saya coba bertanya di grup keluarga. Alhamdulillah, Aki Didi (Uyut-nya Nisrin) pernah tau silsilah keluarga Uyut Khadijah. Dan ternyata... begini urutannya:

Karuhun: Sunan Gunung Jati
Kakait Siwur: Maulana Hasanuddin
Udeg-udeg: Maulana Yusuf
Jangawareng: Mama H. Gozali (Al-Bantani)
Bao: Syech Habibullah - H. Kosasih +  Tsorayya
Uyut: Adi Kartadinata/Sjafei-Khadijah
Kakek/Nenek: Akhjar Kartadinata/Empip Chofifah
Ayah/Ibu: Eva M. Kartadinata
Anak: Bunda Chika
Cucu: Nisrin, Evelyn, Kirei
Cicit: -


Maasya Allah, ternyata menurut hikayat yang diceritakan turun temurun, keluarga besar kami masih ada garis keturunan dengan Kerajaan Banten dan Sunan Gunung Jati. Dan setelah searching, Kami menemukan Silsilah Sunan Gunung Jati Sampai ke Nabi Adam. Benarkah? Wallahu a'lam, tidak ada bukti otentik berupa dokumen akta kelahiran turun temurun juga soalnya kaan...

Lalu mengapa keluarga Kami tidak berada di Banten?

Jadi, menurut hikayat, keluarga keturunan Kerajaan Banten terbelah dua. Ada yang pro Belanda, ada yang melawan Belanda. Yang terdesak karena melawan Belanda, pergi meninggalkan Banten dan status kerajaannya, kemudian melanjutkan perjuangan da'wah menjadi Ulama di daerah Jawa Barat.

Uyut Khadijah lahir di kota Mekah Al-Mukarromah, Ayahnya pernah menjadi Imam Masjidil Haram. 

Uyut Khadijah menjalani kehidupan berkeluarga bersama Uyut Sjafe'i di Sindangbarang Cianjur Selatan. Uyut Khadijah dan suaminya Uyut Sjafe'i sama-sama dari keturunan alim Ulama, sehingga keduanya mendapatkan pendidikan agama dan pengetahuan yang cukup. Beliau juga memiliki karakter yang pemberani, disiplin sekaligus penyayang.

Saya tidak pernah tahu bagaimana kehidupan Bao dan karuhun sebelumnya. Tapi, Saya pernah tinggal bersama Uyut Khadijah sewaktu kecil. Jadi, saya bisa sedikit mengetahui dan mengenal karakter Uyut.

Sebelum terusir dari Sindangbarang Cianjur Selatan (Karena ada kejaran dari Penjajah Belanda), Uyut menanam kapas, punya hamparan berbagai macam kebun, sawah yang luas, dan memelihara banyak kuda. 

Meskipun di masa penjajahan Belanda merupakan masa yang sulit, tapi uyut dan anak-anaknya tidak terlalu merasakan kesulitan, sengsara karena kekurangan pakaian atau makanan. Itu karena Uyut mandiri. Uyut menanam kapas, memelihara ulat sutra, memintal benang sendiri, menenun kain, menjahit dan menyulam baju anak-anaknya. Jadi, di masa itu biasanya masyarakat hanya punya baju dari karung goni, tapi anak-anak uyut tidak. Mereka bisa cukup fashionable di jaman penjajahan yang sulit. :D

Uyut menguasai hampir semua keterampilan, mulai dari beternak, bercocok tanam, menenun, merajut, menjahit, menyulam, bordir, memasak, dan bahkan pengobatan dikuasai. 

Pernah uyut bercerita, bahwa zaman dulu tidak ada dokter, jadi jika sakit diobati dengan tanaman-tanaman yang ada. Tapi, Uyut pun jarang sakit. Karena Uyut rajin makan lalapan yang ternyata punya banyak khasiat, sebut saja salah satunya, antanan atau pegagan. Pernah ada kejadian, kepala anak uyut terkena hantaman sebilah golok. Uyut kala itu langsung mengunyah cabai rawit dan beberapa tanaman (saya lupa), kemudia di tempelkan ke luka di kepala tersebut. Wow... kalau saya pasti langsung panik atau mungkin pingsan. 

Sampai usia sepuhnya, 80 tahunan, Uyut tidak pikun. Justru masih aktif mengisi pengajian. Mata uyut pun terbilang sehat. Uyut berpesan, supaya rajin makan antanan dan lalapan, supaya tidak pikun dan senantiasa sehat. Rajin baca buku/koran dan menyimak berita, supaya tahu perkembangan zaman dan luas wawasannya. Banyak tadarus qur'an, supaya mata tetap sehat. Karena mata yang senantiasa dipakai untuk tadarus, akan dijaga kesehatannya oleh Allah SWT. Insyaa Allah, Aamiin. 

Uyut Khadijah benar-benar menjadi madrasah pertama bagi anak-anaknya. Seandainya beliau masih hidup, saya ingin bisa menimba ilmu lebih banyak darinya. Ingin menjadi terampil, mandiri, berdaya dan berdikari (kok kaya slogan Leader Camp ya... :D) seperti beliau.

Okay.. Cerita dari garis Saya disudahi dulu. Nanti bersambung ke cerita dari garis Ayahnya Nisrin.. ;)

Oh iya, kalau uyut/nenek moyang keluarga teman-teman punya keunikan apa? Ceritakan di kolom komentar ya.. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar