Mengikuti Matrikulasi Ibu Profesional memang penuh
tantangan. Karena setiap minggunya selalu ada tugas yang membuat Kita harus
terus mengevaluasi diri. Belajar bersama para Ibu, dibimbing oleh Ibu Septi,
tidak menjamin bahwa semua akan langsung bisa menyerap ilmu dan menjadi ahli.
Karena hal ini bergantung pada kemampuan belajar masing-masing.
Nah… sebelum bisa mempelajari sesuatu, Kita diajarkan pula
untuk mempelajari bagaimana cara Kita belajar. Hal ini penting, karena pada
dasarnya, setiap orang adalah pembelajar mandiri. Dan.. pembelajar mandiri bisa
berhasil manakala ia tahu bagaimana cara ia belajar.
Untuk menemukan Gaya Belajar personal, kita harus mulai
setahap-demi setahap.
1. Masa Lalu
Selama 28 tahun ini, bisa dibilang hal yang paling sukses
Saya pelajari secara mandiri dan sistematis adalah Digiscrapbooking. Maka Saya
rasa, Saya bisa mengevaluasi cara Saya belajar dari proses menekuni
Digiscrapbooking.
Pertengahan tahun 2011, Saya mulai tertarik dengan foto
Kolase yang diunggah Mba Lala di rumah inspirasi. Saya mengikuti perkembangan
Mba Lala menekuni dunia Digiscrapbook. Tapi Saya tidak banyak bertanya. Saya
hanya menjadi silent reader. :D
Kemudian Mba Lala mengungkapkan bagaimana ia memulai dunia
digiscrapbooking, dan menawarkan tantangan pada teman-teman untuk mencoba
digiscrapbooking.
Saya mengambil tantangan itu, dan mencoba dari tahapan yang
paling mudah. Ketika itu Saya dengan cepat menguasainya. Kemudian Saya mencoba
cari informasi tentang Digiscrapbooking Forum. Saya melihat hasil karya level
pemula hingga level Mahir. Saya mengamati cara Newbie belajar Digiscrapbooking.
Kemudian Saya mengumpulkan referensi tutorial yang sudah
lengkap dengan perlengkapannya. Saya coba, dan Saya menguasainya dengan cepat
pula.
Setelah mengetahui dasar-dasarnya, Kemudian Saya mencari
tutorial yang lebih tinggi levelnya, mencobanya dan meminta feedback dari para
senior. Ketika feedback itu didapat, Saya merevisi atau membuat karya lain yang
sejenis dengan menambah masukan yang telah didapat.
Setelah cukup terampil, Saya mulai mengambil tantangan
besar. Mengikuti challenge yang lebih menantang. Saya mengamati hasil karya
para “pemenang”, dan meresumenya. Saya coba terapkan pada karya Saya, dan itu
berhasil.
Kesimpulannya… Saya bisa mempelajari sesuatu setelah Saya
melakukan pengamatan, dan bertanya pada diri Saya, “Pada level mana Saya mampu
memulainya?”. Saya juga bisa dengan cepat belajar, karena mendapat feedback
langsung dari para ahli. Dan feedback itu langsung diaplikasikan. Kemudian,
Saya juga tak boleh mengendurkan ritme belajar. Karena termasuk tipe achiever,
maka setelah satu level tercapai, harus segera naik ke level selanjutnya agar
tidak merasa jenuh.
Saya tipe orang yang senang belajar sendiri, tapi tetap
membutuhkan komunitas/kelompok guna mendapatkan feedback. Kira-kira… seperti itulah cara Saya belajar.
2. Masa Sekarang
Sekarang ini ada 3 bidang yang ingin Saya tekuni, 1. Ibu
Profesional 2. Seni & Design 3. Public Speaking.
Ibu Profesional wajib dikuasai, karena ketika Saya bisa
menjadi Ibu Profesional, maka Saya bisa mempelajari bidang no. 2 dan 3.
Saya ingin menginvestasikan waktu dari pukul 07.30 hingga
13.00 untuk belajar dan mempraktekan ilmu Ibu Profesional. 2 jam sehari untuk
Seni & Design, dan 3 jam untuk Public Speaking. Kendala Saya adalah, Saya
belum menguasai no. 1.
Saat ini keadaannya cukup on track. Saya punya komunitas,
referensi dan orang yang ahli di bidangnya. Yang Saya perlukan adalah manajemen
waktu dan konsistensi. Maka dari itu Saya perlu mengkonfirmasikan Jadwal,
Komitmen dan Pembagian tugas dengan Anggota Keluarga dan Kolega.
3. Proses
Untuk bisa mempelajari Seni Design dan Public Speaking, maka
Saya harus mempercepat penguasaan ilmu Ibu Profesional. Dalam hal ini semua
yang diperlukan sudah tersedia, maka komitmen lah yang harus diperkuat.
Untuk mempelajari Design, karena Saya sudah mencapai lebih
dari 10.000 jam, maka Saya tidak akan tergesa-gesa mempelajarinya, santai saja sembari mengumpulkan referensi dan support
system tersedia. Sedangkan untuk seni, prosesnya dapat disinergikan dengan
kegiatan Ibu Profesional.
Dan terakhir, untuk Public Speaking… Saya harus mengumpulkan
referensi dan para ahli untuk mendapatkan feedback yang berkualitas. Lagi-lagi…
proses ini dapat disinergikan dengan aktivitas Ibu Profesional.
4. Review
Selama ini, tugas atau ilmu dari Kuliah Ibu Profesional
belum diterapkan semua, kebanyakan mengendapnya. Hal ini harus segera
diperbaiki. Titik 0 km nya adalah Matrikulasi Ibu Profesional Batch 1. Ketika
Saya bisa mengerjakan tugas Matrikulasi Ibu Profesional, Saya merasa “Sukses”.
Tapi Saya belum merayakannya. Padahal merayakan keberhasilan bisa menjadi
energy booster yang baik.
Mari kita mulai hari ini juga. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar