Orangtua Ideologis

Di sebuah webinar yang diadakan Ibu Septi, saya mendengar kisah bahwa Ibu Septi dan Pak Dodik telah menyiapkan sahabat-sahabatnya menjadi tempat curhat dan pelarian anak-anaknya. Jadi manakala anaknya curhat, maka Ibu Septi dan Pak Dodik, masih bisa mendapat kabar atau bocoran dari curhat anak-anak. Atau tidak perlu mendengar curhatannya, tapi anak-anak bisa pulang ke rumah dengan solusi yang sudah diterimanya. Bukankah biasanya anak-anak lebih bisa menerima nasihat dari orang lain yang bukan orangtuanya? 


Ini merupakan kisah yang menarik bagi Saya. Karena sewaktu kecil saya sering berpikiran untuk kabur dari rumah (Biasanya karena berantem sama adik aja sih... LOL), namun urung dilakukan karena tidak tahu ke mana harus kabur. :D

Kita tahu bahwa perbedaan pendapat antara orangtua dan anak adalah hal yang biasa terjadi. Yang perlu dilakukan adalah menyiapkan strategi bagaimana agar terjadi komunikasi yang baik, syukur-syukur bisa mendapat satu kesepakatan bersama. Atau, jika dalam prosesnya menimbulkan pertentangan, dan anak merasa ingin kabur, ia tahu harus kabur ke mana. Dan kita sebagai orang tua bisa tetap tenang, karena tahu tujuan anak kita untuk kabur adalah tempat yang aman. Maka menyiapkan hal serupa yang dilakukan oleh Ibu Septi dan Pak Dodik merupakan satu solusi yang bisa kita siapkan. 

Saat Nisrin berangkat ke Perak 2018 bersama DoyanDolan, saya melihat sosok Mba Noor dan Pak Lukman bisa menjadi Orangtua Ideologis nya Nisrin. Melihat gerak geriknya Qaulan putri Mba Noor, saya merasa, Mba Noor bisa dengan mudah untuk memahami Nisrin. Dan ternyata Mba Noor memang menjadi sosok yang Nisrin sukai. :*


Nisrin menemukan Sosok Orangtua Ideologis pada Mba Noor. Sosok yang aktif berkarya, mandiri, cekatan, sabar, penuh perhatian dan memotivasi. Apakah saya merasa iri? Ya.. saya iri karena karakter itu tidak sepenuhnya ada dalam diri saya. Maka karena saya sayang Nisrin, maka saya bahagia mengetahui Nisrin memiliki orangtua ideologis yang bisa melengkapi kekurangan saya. 

Dan tentunya, saya harus terus belajar, agar bisa meniru karakter baik dari orangtua ideologisnya Nisrin. 

Begitupun saya. Dengan segala impian dan tantangan yang ada, bahkan hingga sesusia ini.. (rahasiakan saja ya... :P) Saya masih memerlukan sosok-sosok orangtua ideologis. Saya menemukan bahwa Ibu Septi adalah sosok orangtua ideologis yang bisa memotivasi saya untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Sosok orangtua ideologis bisa saja didapat dari orangtua biologis. Namun tetap memerlukan sosok lain untuk melengkapi kekososongan atau kekurangan yang terjalin. 

Misalnya, Saya memerlukan sosok yang sukses dalam mendampingi anak-anak yang menjalani homeschooling, maka Ibu Septi bisa langsung cocok di hati saya. Di tengah perjalanan, saya mendapati bahwa Ibu Septi juga tidak terlalu suka masak dan setrika baju... Hehehe... mirip-miriplah sama saya. Semoga kesuksesan dan kebaikannya bisa menular pada saya. :DD


Jika ada pepatah mengatakan, It takes a village to raise a children. Maka saya sudah bisa tenang karena saya berada di Kampung Perak, yang bisa menemani dan mendukung perjalanan saya dalam mendidik anak-anak. Keluarga Perak yang begitu hangat dan akrab, juga menunjukkan bahwa mereka siap menjadi orangtua ideologis anak-anak Perak. Maka saya pun harus terus memperbaiki diri agar layak menjadi orangtua ideologis anak-anak Perak atau anak siapa saja. :D

Untuk itu, Saya akan terus bergandengan tangan bersama Komunitas Ibu Profesional dan Kampung Perak, agar saya bisa terus memperbaiki diri dan tetap on track pada peran kehidupan. Do'akan ya... :)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar