Cerdas Matematis Logis Melalui Kalender

Kapan teman-teman ingat kali pertama belajar kalender? Yang saya ingat, sejak usia balita saya dikenalkan dengan nama-nama hari. Pasti hafal banget dong... dengan lagu nama-nama hari sepanjang masa.. :D


Kira-kira kenapa ya, sejak usia dini anak-anak perlu dikenalkan dengan sistem kalender? Apakah karena tercantum dalam kurikulum PAUD? Hehehehe... pasti ada alasannya dong, kenapa masuk dalam kurikulum PAUD.

Faktanya, anak-anak sejak kecil sudah mengenal yang namanya rutinitas dan urutan. Meski di keluarganya kedisiplinan belum dilatihkan secara konsisten, secara alamiah, anak-anak mengenal rutinitas dan urutan.

Contohnya saja jam tidur. Secara alamiah, bayi punya jam tidur dan minum ASI yang konsisten, namun berubah secara bertahap. Contoh lainnya, anak-anak yang sudah berbicara, biasanya akan mulai tertarik kapan suatu kegiatan yang disukai, bisa dilakukan kembali. Misal, anak-anak diajak jalan-jalan di sore hari, dan ia merasa enjoy dan antusias. Maka biasanya, anak tersebut akan enggan menghentikan aktivitasnya sebelum merasa lelah atau bosan. Jika sudah pulang, ia akan bertanya kapan ia akan diajak jalan-jalan sore lagi. Jawaban orang tua, biasanya berupa janji "besok ya.. kita jalan-jalan lagi." Nah.. dari situ, anak akan semakin ingin tahu, mengenai makna 'besok'. 

Ada yang punya pengalaman, bagaimana menjelaskan makna 'besok'? :D

Jika anak-anak sudah terbiasa dengan kegiatan harian yang terjadwal, biasanya anak akan lebih mudah memahami makna 'besok'. 

"Setelah adik tidur di malam hari, dan terbangun saat adzan subuh, artinya sudah 'besok'."

Penjelasan itu pernah saya berikan pada Nisrin dan Evelyn. Alhamdulillah bisa (Red: tampaknya) paham. Hehehhe... 😆

Bersamaan dengan rasa ingin tahu dalam memahami makna 'besok', anak juga akan tertarik dengan nama-nama hari, tanggal (sistem kalender), perubahan siang malam, waktu dan juga musim/cuaca. 

Untuk memberikan pemahaman yang nyata mengenai hal tersebut pada anak, maka pengenalannya harus dibuat senyata mungkin. 

Pengenalan kalender bukan semata-mata untuk mengenalkan sistem penanggalan, tapi juga menstimulus kecerdasan matematis-logis. Pengenalan kalender sebaiknya dilakukan sebagai sebuah rutinitas. Karena dengan adanya konsistensi itulah, anak bisa memahami suatu siklus atau proses yang berkesinambungan.

Dan begitu pula dengan rutinitas, bukan semata-mata bermanfaat bagi kedisiplinan anak, tapi juga ada manfaat lain. Diantaranya:

  • Memberi rasa aman dan menstimulus keterampilan memprediksi.
  • Membantu proses kolaborasi dan kerjasama.
  • Memberi ruang kesempatan untuk mengembangkan keterampilan matematis dan kemampuan berpikir logis. 
Jadi.. bisa dibilang, kalender merupakan media untuk menstimulus kecerdasan matematis logis anak. Jadi saat mengenalkan kalender, jangan terpaku pada target anak paham sistem kalender,. Tapi bagaimana agar anak bisa memahami siklus dan perubahan dari hari ke hari.

Nah, jadi bagaimana cara mengenalkan kalender pada anak-anak?


1. Buatlah Jadwal Mingguan dan Harian

Sejak usia dini, kita bisa mengenalkan Jadwal Mingguan dan Harian pada anak-anak.

Buatlah poster berisi jadwal sederhana. Misal: Senin -- Food Preparation, Selasa -- Perpustakaan, Rabu -- Taman Kota, Kamis -- Belanja ke Pasar, Jum'at -- Housekeeping, Sabtu -- Berenang, Minggu -- Playdate. 

Sedangkan untuk Hariannya, untuk anak usia dini tidak perlu detail, yang penting ada rutinitas yang terjadwal. Misal: 05.00 -- Bangun, 06.00 -- Mandi Lalu Sarapan, 09.00 -- Snack Time, 11.00 -- Tidur siang, 12.00 -- Makan Siang, 15.00 -- Snack Time, 17.00 -- Mandi Sore, 19.00 -- Makan Malam, 20.00 -- Tidur.

2. Pasang Jam dan Kalender yang Menarik

Tersedia aneka media/mainan jam yang edukatif. Atau bisa juga membuat sendiri dari kertas/kardus. Karena tujuannya, anak mengenal angka dan bagaimana perubahan angka jam. 

Kalender yang dipasang, bisa bermacam-macam. Misal Kalender Meja di ruang tamu, Kalender Dinding di Ruang Belajar Anak, dan Kalender Sobek di Kamar Anak.


Lihat juga Kalender di Dekorasi Semester Baru

Anak bisa mencoret tanggal yang telah lalu, atau menyobek kalender harian, setiap bangun tidur.

Carilah kalender yang diminati anak, atau sekiranya membuat anak semangat untuk melihat kalender.

Kirei dan Evelyn suka banget dibacain komik yang ada di kalender komik dzikir ini.. 😍

3. Buat Moment Wall

Buat satu area yang bisa diisi dengan foto/karya anak. Tuliskan penunjuk tanggal/hari pada setiap bagian. Misalnya dibuat space untuk 7 hari. Senin s.d Minggu. Dengan demikian anak bisa paham, perubahan hari dan tanggal melalui dokumentasi kegiatan dan karya yang ia buat.

4. Menulis Jurnal Harian/ Diary

Sejak anak mulai bisa memegang pensil/crayon, kita bisa lho mengajaknya menulis jurnal harian/diary..

Bebaskan anak menggambar/menulis apa yang ada dalam pikiran dan perasaannya. Bantu ia menandai kertas/halamannya dengan hari dan tanggal yang sesuai.

Jika dilakukan secara konsisten, tentu anak bisa paham mengenai siklus dan perubahan dalam sistem kalender.. 😉

Yuk, jadikan rasa ingin tahu dan kegiatan sehari-hari anak menjadi pengalaman bermakna yang bisa menstimulus berbagai kecerdasan anak. 😃



6 komentar:

  1. Waaaah menarik sekali sharingnya. Makasih mak. Anakku belum aku ajarin nih soal kalender. Paling cuma aku kasih tahu hari ini hari apa tanggal berapa. Dan dia sebenernya sudah tertarik sama jam. Aku segera stimulasi dengan bikin jadwal harian dulu deh, mau bikin yang lucu-lucu dan yang menarik. Moga-moga anakku tertarik dan jadi seneng sama kegiatan ini :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mak.. Tantangan banget, kalau anak udah minat sama sesuatu, harus langsung kita jadikan kesempatan untuk stimulasi kecerdasan.. Kalau gak, rasa ingin tahunya bisa terkikis.. *notetoself

      Hapus
  2. Lucu mbaa.. wah komiknya bagus ya. Aku pernah buat checklist harian selama sminggu habis itu udah aja nggak bikin lagi haha..
    Jadi tau pola dan disiplin yaa mba

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya perlu perjuangan banget supaya bisa konsisten dan dispilin.. 😆

      Hapus