Aku Berani Ke Dokter Gigi

Menjaga kesehatan gigi dan mulut untuk seluruh anggota keluarga itu merupakan tantangan tersendiri bagi saya. 

Saat nisrin usia balita, saya bersyukur sekali, karena gigi nisrin rapi dan bebas gigi berlubang. Berlanjut saat gigi susu nya tanggal, saya mulai cemas, karena ternyata nisrin punya kecenderungan gigi yang tumbuh tidak rapi, sama seperti saya. Dan sekarang, sedang bersiap agar gigi nisrin bisa dirawat dengan kawat gigi. 

Evelyn sejak balita susah sekali diajak gosok gigi. sampai- sampai harus digosok kain saat tidur, karena dia susah banget diajak gosok gigi. Alhasil sekarang giginya berlubang. Berkali-kali ke dokter gigi, berakhir dengan tangisan, dan dokternya nyerah. 

Kirei beda lagi, gigi susu depannya keropos karena minum susu pakai dot. Padahal terbilang rajin gosok gigi. Tapi, saya harus membiasakannya berani ke dokter gigi, supaya pada waktunya cabut gigi atau perawatan, sudah berani. 

Nah... sebelum bulan ramadhan, saya membujuk anak-anak terutama Evelyn supaya mau rajin ke dokter gigi. Caranya, Saya minta mereka menemani saya ke dokter untuk perawatan gigi bungsu.  Saya menunjukkan bahwa ke dokter gigi tidak perlu menunggu sakit. Tapi harus rutin supaya kalau ada yang berlubang atau bermasalah, bisa langsung ditangani. Ternyata, setelah itu mereka setuju kalau di kunjungan selanjutnya mau diperiksa dokter. 

Kamis, 31 Mei 2018, Kami ke dokter gigi lagi. Kami pilih ke puskesmas, karena tinggal jalan dari rumah, prakteknya pagi hari, dan tentu saja biayanya terjangkau. 

Saya ambil antrian dari jam 6 pagi, Dapat antrian no 10. Kemudian kembali lagi ke rumah.


Anak-anak sudah diberitahu, kalau ke dokter gigi akan antri, jadi harus persiapan. Kami datang lagi ke sana pukul 8.30. Berbekal rajutan, majalah bobo, buku cerita dan tentu saja you tube.. Anak-anak bisa anteng menunggu antrian, hingga kami masuk ke ruangan pukul 10.


Kirei yang pertama kali diperiksa, Alhamdulillah.. ternyata selain gigi depan, tidak ada gigi yang berlubang. Jadi kirei seneng banget, karena pengalaman pertamanya diperiksa gigi, sangat lancar dan menyenangkan.

"Soalnya aku rajin gosok gigi pakai odol strawberry..!" ujarnya bangga.. ^.^

Giliran Evelyn, yang penuh cemas... Y_Y

Evelyn akhirnya didahulukan untuk cabut gigi susu yang sudah goyang dulu. Alhamdulillah, lancar dan Evelyn gak nangis, Sepertinya dia juga sudah bisa lebih memberanikan diri. Dan dokternya menganjurkan agar minggu depan, segera kembali untuk merawat giginya yang berlubang.


"Nanti ke dokter lagi ya.. supaya giginya bisa ditambal.."
"Iya, sekarang aku udah berani. Ternyata suara-suara alat itu gak bikin sakit."

Semoga aja, proses menambal giginya nanti bisa lancar menyenangkan. Karena kalau lubangnya sudah dalam, dibersihkannya pasti agak ngilu-ngilu. cemas lagi deh...

Apakah teman-teman punya pengalaman dalam memotivasi anak agar berani ke dokter gigi? Share yaa... ;)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar