Review Perjalanan ke Cidaun Cianjur Selatan (Bagian 2)

Minggu pagi, setelah sarapan, Kami langsung menuju pantai! Ayah Nisrin awalnya ingin ke pantai sebelum matahari terbit, niatnya ingin melihat sunrise. Tapi... gagal, karena Kita kelamaan sarapannya. Hehehe....

Pantai Jayanti Cidaun Cianjur Selatan

Sebelum main air, kita menyusuri pantai jayanti dulu, sekaligus pemanasan buat kirei dan anak-anak. Di pagi hari, ombaknya lebih tenang dibanding sore hari. Jadi anak-anak bisa agak main ke tengah. Tapi tetap harus hati-hati, karena seperti di pantai selatan lainnya, ombak di sini terbilang besar. Jadi tidak dianjurkan untuk berenang. Terlebih lagi, di pantai Jayanti ini, tidak ada petugas life guardian nya. Pantai Jayanti ini juga terbilang bersih, meski ada gundukan sampah kelapa muda dan nyiur di satu spot pinggir pantai. Selebihnya.... pasir semua. Tepian pantainya yang lebar, juga membuat orang-orang Cidaun, doyan racing di sini. Racing? Iya... jadi kalau sore menjelang maghrib, banyak anak-anak muda yang membawa masuk motor trail nya untuk balapan di pinggir pantai. Tapi tenang aja... mereka bukan begal kok. Hehehe....

Kirei awalnya belum mau main air, meski ini bukan kali pertama ke pantai, dia tetep masih bingung dengan air ombak yang datang dan tampak mengejar-ngejarnya. Bedanya... di hari kedua ini dia gak nangis atau minta digendong. 

Setelah setengah jam, Ayah menggendong Kirei dan mengajakanya merasakan ombak di kakinya. Dan.... dia gak nangis. Yeay!! Setelah cukup terbiasa dengan datangnya ombak, kirei duduk di pangkuan Bunda, supaya bisa lebih merasakan deburan ombak tepi pantai. ^.^
Dan.... dia juga gak nangis!! Big big Hooray!!

Setelah sekitar 15 menit duduk di pangkuan bunda, Kirei mulai duduk sendiri. Dia semakin asyik dengan datangnya ombak, meski matanya berkali-kali terkena deburan ombak, dia gak nangis. Dia juga sesekali mengecap-ngecap bibirnya. Hehehe... airnya asin ya de....

Setelah cukup berani, duduk menunggu deburan ombak tepi pantai, dia malah makin berani lagi. Kirei berdiri dan ingin mengejar kakak-kakaknya yang bermain agak ke tengah. Dan... dia gak mau dipegangin! Waduhh.....

Sebuah pencapaian besar buat kirei, dia bisa beradaptasi dengan lingkungan baru. Dan bisa menikmati ombak di pantai. 

Kami juga sempat bermain pasir, membuat istana pasir sederhana dengan bantuan gelas dan sekop plastik. Tapi... hanya Nino (Red: Keponakan Bunda Nisrin) yang paling betah main pasir. Yang lainnya lebih asyik bermain air.

Kami bermain pantai hingga pukul 09.00. Tak terasa, hampir 3 jam kami bermain air. Sebelum pulang, Kami membersihkan pakaian kami dari pasir-pasir yang menempel di hilir sungai. Di pantai Jayanti ini, teman-teman bisa menemukan lebih dari 3 sungai yang bermuara ke laut. Jadi bisa sekalian main di sungai juga. Bedanya... airnya gak asin, jadi anak-anak malah tambah betah main air deh..

Kirei juga sama, ketika diajak pulang, dia akan bilang, "elum" lalu kembali duduk di dalam air. Yahhh.... susah diajak pulangnya. Nino... yang sebelumnya asyik bermain pasir, juga ogah pulang. Dia merasa "aman" main di sungai, sehingga dia juga malah asyik main air. 

Pantai Jayanti Cidaun Cianjur Selatan

Tapi setelah dibujuk, akhirnya anak-anak mau juga diajak pulang ke penginapan. Bukannya apa-apa, Bunda Nisrin sudah ada acara yang menanti. 

"Selamat tinggal pantai.... aku gak mau meninggalkan pantai...", ucap nisrin sambil melambai ke arah pantai. Agak lebay memang...  :D

(lanjut ke Bagian 3)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar