Menambah Wawasan Budaya Sunda

Belakangan ini diketahui kalau Sunda bukan sekedar suku di Jawa Barat. Tapi lebih dari itu. Bahkan berbagai peninggalan sejarah, Sunda sudah ada sejak ..... tahun lalu. Tapi sayangnya, meskipun tinggal di tanah sunda, banyak orang yang tidak mengenal budaya Sunda itu sendiri. Termasuk bunda Nisrin. Hehehe...

Untuk berbicara sehari-hari menggunakan bahasa Sunda secara fasih, baik dan benar saja, belibetnyaaaa luar biasa. Apalagi memahami aspek budaya Sunda lainnya. Beruntung, sekarang kami tinggal di Cianjur. Yang katanya..... budaya Sunda nya masih kental. Yang katanya... masih banyak orang bicara Sunda halus. Hmm... benarkah?

Beruntungnya lagi, rumah kami dekat dengan sanggar kesenian Sunda, Sanggar Perceka. Ayah dari teman sekolah bunda Nisrin adalah ketua sanggar tersebut. Setiap Senin dan Kamis, ada jadwal latihan kecapi dan tarian Sunda. Bunda Nisrin sedang berusaha mengatur waktu supaya nisrin ikut latihan di sana. Tapi belum bisa rutin. Baru beberapa kali saja. Maklum... jadwal latihannya bentrok dengan rush hour urusan domestik dan Kirei. :S

Ateu nya nisrin yang masih duduk di kelas 3 SMP sudah rutin latihan kecapi dan tari Sunda di sana. Nisrin dan Evelyn belum tertarik untuk ikut. Ya sudah... gak usah dipaksa. <-- padahal bunda nya pengen banget mereka ikutan.. fufufufu....

Minggu, 27 desember 2015 diadakan Ujian Kenaikan Tingkat Tari Tradisional Sunda. Ujiannya terbuka untuk umum, jadi kita menyempatkan untuk nonton acara itu.


Acaranya diselenggarakan di gedung DKC. Dari rumah tinggal jalan kaki aja... Acara dibuka oleh ketua sanggar perceka itu sendiri, Bapak Tatang Setiadi. Keluarga Bapak Tatang ini memang mendedikasikan dirinya pada pelestarian budaya sunda lho... Anak-anaknya dikenal sebagai seniman sunda. Anak bungsunya sudah rutin menjadi duta budaya sunda dan melakukan kunjungan ke luar negeri sejak usia 10 tahun... Teman bunda Nisrin, yang juga anaknya Bapak Tatang Setiadi juga sudah menyelesaikan studi hingga S-2 jurusan bahasa sunda. Keren...

Ok, balik lagi ke acara ujian kenaikan tingkat. Hehehe...

Di acara ujian kenaikan tingkat ini ada beberapa tarian yang diujikan: Kawit, Ngala Papatong, Merak, .....


Ateu nya Nisrin menampilkan tari Merak. Alhamdulillah... lancar..



Anak anak yang ikut ujian tari ini usianya mulai dari 4 - 15 tahun. Pada pinter pinter... Kirei yang menonton acara ini, secara spontan ikut menirukan gerakan tariannya. Hihihhihi... lucu..



Ada juga yang masih berusia 10 tahun, tapi sudah lulus semua level tari. Dia menampilkan tarian Jaipong Sri Panggung. Gerakannya memang sudah sangat bagus dan luwes. Sudah bisa menjiwai tariannya juga.

Bunda Nisrin gak Nonton sampai selesai, soalnya Kirei sudah ngantuk dan rewel. Nisrin dan Evelyn sih... nonton sampai selesai. Mereka suka menonton pertunjukan tari nya. Tapi kalau ditanya mau ikut latihan nari atau enggak.. mereka belum bisa jawab. Gak apa-apa...  yang penting mereka sudah berkenalan dengan budaya Sunda.

Mudah-mudahan ke depannya anak-anak bisa lebih mengenal budaya sunda. Baik dari segi bahasa maupun keseniannya. ;)

#ODOPfor99days #day1




Tidak ada komentar:

Posting Komentar