Kasihan Mereka

Di Sekolah tempat Bunda Nisrin mengajar, ada beberapa siswa yang sering bolos. Berkali-kali ditegur, tidak membuatnya jera. Bunda Nisrin bahkan sampai berkata, "Sudahlah..kalau kamu tidak niat belajar dengan sungguh-sungguh di sekolah, kamu berhenti sekolah saja. Lalu kamu homeschooling. Daripada waktu dan biaya dihabiskan secara percuma. Lebih baik kamu homeschooling dan fokus pada hal-hal yang kamu anggap penting dan bermanfaat.". ;P
Setelah mendengar hal tersebut sang siswa malah bertanya, "Bu..memangnya bisa bu..gak usah sekolah formal?".
Kasihan sekali mereka, menganggap kalau kesuksesan di dunia harus selalu didapat dari sekolah formal. Memang, sekolah formal dapat menunjang kesuksesan mereka. Tapi tidak selalu, itu tergantung dari diri mereka masing-masing. 
"Bu, terus..kalau gak sekolah, nanti ijazahnya gimana? Nanti diterima gak?", siswa lainnya bertanya lagi.
Ijazah? Jadi mereka sekolah hanya dengan tujuan akhir mendapatkan selembar ijazah? Mereka tak berfikir, apakah mereka sudah memiliki skill yang cukup untuk hidup mandiri, atau untuk bertahan hidup di tengah masyarakat. Mereka menganggap, asal memiliki ijazah, saya bisa bekerja. Ok, mereka bisa bekerja, tapi apakah mereka bisa survive? 
Lagi-lagi...persoalan pendidikan membuat saya muak. Kenapa, kebanyakan anak muda sekarang tidak menangkap makna pendidikan? Mengapa kebanyakan orang berpikiran untuk sekolah formal, masuk universitas, menjadi karyawan, berkarir, bla bla bla... (Ini berdasarkan tanya jawab dengan anak bimbingan saya). Mengapa banyak yang berkeinginan untuk berwirausaha namun menunggu memiliki tabungan yang cukup. tabungan yang didapat setelah bertahun, bahkan berpuluh tahun bekerja. Apa mereka tidak mengerti, bahwa berwirausaha bukan bicara soal modal finansial. Tapi soal niat, kerja keras, dan kreatifitas, dsb. 
Rasanya, ingin sekali membuka pikiran orang-orang. Ingin rasanya memiliki banyak teman satu visi, berbagi, saling mengoreksi, saling mendukung, bekerja sama bukan bersaing. 
Sulit untuk mencari teman yang satu visi, maka dari itu, biarlah kami memulainya dari diri sendiri, dari lingkungan terkecil, yaitu keluarga kami.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar