Read Aloud atau Membaca Nyaring di Masa Golden Age

Membaca merupakan bagian dari keterampilan literasi dasar yang perlu dimiliki oleh setiap orang. Namun keterampilan membaca tidak menjamin seseorang mempunyai minat baca dan keterampilan pemahaman yang baik. Menurut buku Read Aloud Handbook, Anak-anak di usia dini 100 persen memiliki minat baca. Namun 78 persen nya kehilangan minat baca saat memasuki usia 17 tahun. Tentu banyak faktor yang mempengaruhinya, namun itu membuktikan bahwa dengan melatih anak bisa membaca di usia dini tidak menjamin kelak ia mempunyai minat baca di usia dewasa.


Untuk memupuk minat baca pada anak, ternyata diperlukan upaya dari orang tua sejak masa golden age (0-5 tahun), bahkan sejak anak berada dalam kandungan. Upaya yang bisa dilakukan yaitu dengan metode Read Aloud atau Membaca Nyaring.

Membaca nyaring merupakan metode termudah untuk menanamkan minat baca sekaligus melatih kemampuan membaca. Metode ini juga sangat mudah untuk dilakukan oleh siapa saja dan kapan saja.

Sejak kecil, Saya biasa dibacakan buku oleh Ibu Saya, maka dari itu, kegiatan membaca menjadi kegiatan yang menyenangkan bagi saya. Saat saya menjadi Ibu, saya pun berusaha untuk menjadikan kegiatan membaca sebagai kegiatan yang menyenangkan.

Baca: Tips Mendongeng untuk Anak

Berawal dari pekerjaan Saya dan Suami yang berkaitan dengan pameran buku, kami jadi lebih mudah mendapatkan buku-buku untuk Nisrin. Sejak bayi, dia berada di lingkungan yang kondusif untuk mengenal buku.

Saya dan Suami juga rutin membacakan buku hingga Nisrin hafal seluruh teks buku tersebut. Dengan pengalaman membaca yang menyenangkan, Nisrin juga jadi lebih mudah untuk terampil membaca dengan intonasi yang baik.

Saat Evelyn (adik Nisrin) masuk usia TK, Nisrin senang membacakan buku untuk Evelyn. Bisa dibilang, Nisrin yang lebih sering membacakan buku untuk Evelyn. Kini Evelyn sudah bisa membaca, tapi Nisrin dan Saya masih sering membacakan buku untuknya. Biasanya ia minta dibacakan buku dengan teks yang terbilang panjang, minim gambar, sementara ia penasaran terhadap isi tulisannya.

Terkadang, kami membagi giliran membaca nyaring, saya dan nisrin baca 1 lembar, sisanya Evelyn baca sendiri. Terkadang dibacakan semua. Bukan apa-apa, membaca nyaring dengan durasi lebih dari 10 menit itu perlu energi dan aura kebahagiaan yang tidak sedikit.. 😁

Karena Evelyn biasa dibacakan buku, ia juga jadi tergerak untuk membacakan buku untuk Kirei. Meski kirei sering berkomentar, "kalau dibacain sama evelyn, lama selesainya.." 😅 Ya, maklum saja, Evelyn belum terlalu cepat membacanya. Untuk kosakata tertentu yang agak panjang atau rumit, ia masih terbata-bata.

Trik lainnya, kini setiap membaca nyaring sebuah buku baru, Saya usahakan untuk merekamnya di aplikasi Spoon. Jadi, manakala kami sedang "tidak bersemangat" untuk membacakan buku, kami bisa stel rekaman yang sudah ada. 😁😉


Manfaat Read Aloud atau Membaca Nyaring:


  • Mengkondisikan otak anak untuk mengasosiasikan kegiatan membaca dengan kebahagiaan
  • Membantu perkembangan otak 
  • Memperkenalkan dan melatih kemampuan mendengar
  • Menciptakan informasi yang berfungsi sebagai latar belakang
  • Membangun keterampilan dan perbendaharaan kosakata
  • Melatih rentang daya konsentrasi dan mengingat
  • Mengenalkan beragam konsep pada anak
  • Memberikan sosok panutan yang gemar membaca



Read Aloud atau Membaca Nyaring sebetulnya sangat mudah untuk dilakukan.. Tapi yang saya rasakan, modal utamanya adalah "enjoy". Karena jika tidak menikmatinya, kita akan merasa capek, malas, ingin segera selesai, dan intonasinya tidak enak didengar. 

Kegiatan membacakan buku ini perlu memancarkan energi dan semangat positif. Supaya yang dibacakan buku, turut merasakan kesenangan, kebahagiaan dalam membaca. 

Tips melakukan Read Aloud atau Membaca Nyaring:

  • Antusias. Anak-anak harus menangkap kesan bahwa kegiatan membaca merupakan hal yang menyenangkan. 
  • Bacakan dengan ekspresi dan aneka jenis suara yang menarik perhatian anak. 
  • Tunjukkan pula ketertarikan kita akan gambar/ilustrasi yang disajikan, kemudian kaitkan dengan diri/lingkungan anak.
  • Biarkan anak memegang dan menyentuh buku.
  • Bacakan buku secara bertahap, sesuai tahapan tumbuh kembang anak. Untuk usia bayi, bahkan kita tidak memerlukan buku yang ada tulisannya, cukup buku dengan gambar/ilustrasi yang menarik. 
  • Buatlah jadwal rutin membaca buku, sehingga kegiatan read aloud menjadi bagian dari kebiasaan sehari-hari. 

Berhubung sekarang Saya sedang menanti kelahiran anak ke-4, Saya juga belajar lagi mengenai read aloud for baby. 😍

Ternyata membaca nyaring sudah bisa dilakukan sejak trimester ketiga, dan terbukti bermanfaat untuk menstimulasi perkembangan indera dan otak bayi. 💞 


Membaca nyaring untuk bayi baru lahir hingga usia 12 bulan, adalah untuk mengenalkan suara, kosakata dan perasaan. Bukan tulisan yaaa.. Dan meski saya pernah menerapkan metide Glenn Domann pada Nisrin, setelah dipelajari lagi, ternyata metode itu kurang tepat untuk diterapkan (Mungkin nanti saya bahas, mungkin... 😅😂😁).

Tahapan membacakan buku untuk bayi:

  • Newborn: Jadwalkan kegiatan membaca, sehingga ia merasakannya sebagai kegiatan rutin. Bacakan buku secara perlahan dengan suara yang lembut.
  • 1-2 Bulan: Penglihatan bayi belum terbentuk sempurna. Suara dan ekspresi adalah yang disukainya. Jadi.. Perhatikan suara, intonasi, ekspresi kita saat membacakan buku. 
  • 2-5 Bulan: Bayi akan mulai bereksperimen dengan suara, seperti "uh.." "hoaa..." "ei" "ea" atau yang  lainnya. Perhatikan suara apa saja yang sedang coba ia buat, dan sertakan suara tersebut saat membaca nyaring untuknya. Tunjukkan buku dengan objek gambar yang berwarna kontras dan jelas. 
  • 5-9 Bulan: Bayi akan mulai mengeluarkan suara huruf-huruf konsonan, ingin meremas dan menggigit buku saat read aloud. Ternyata itu sinyal positif! Karena memang masih ada pada tahap oral, tentu bayi akan mengeksplorasi segala jenis objek dengan mulutnya. Maka, sediakanlah buku yang boleh ia remas dan gigit. 
  • 9-12 Bulan: Bayi akan mulai berjuang mengucapkan beragam kata. Semakin banyak kosakata yang ia dengar, maka semakin banyak ia akan mengeksplorasi kosakata yang bisa ia ucapkan.

Baca: Perkembangan Bayi

Sekarang ini buku untuk bayi, sudah banyak tersedia di toko buku. Beragam penerbit lokal juga sudah semakin getol untuk menerbitkannya. Biasanya, buku untuk bayi juga dibedakan sesuai kategori usia dan disertai panduan bagi orang tua.

Karena buku untuk bayi memerlukan material khusus seperti board book, soft book atau yang terbuat dari plastik lentur yang boleh digigit, harganya juga akan lebih mahal.

Siasati saja, dengan mencari buku promo di pameran buku atau manfaatkan perpustakaan. 😉😍

Trik lainnya, izinkan bayi pegang buku yang boleh digigit/dikunyah/diremas, sementara kita memegang buku lainnya.

Ahh.. Jadi tak sabar ingin membaca nyaring untuk adik bayi.. 😍💞

Sumber Referensi:


Setiawan, Roosie. Membacakan Nyaring. Mizan. Jakarta: 2017

Trelease, Jim. Read Aloud Handbook: Mencerdaskan Anak dengan Membacakan Cerita Sejak Dini. Hikmah. Jakarta: 2008


4 komentar:

  1. Aduh saya malah ga sabar ingin hamil lagi #eh
    Selamat atas kehamilannya ya Teh ... Doakan saja biar saya juga ketularan amin.

    Oya, saya jadi penasaran aplikasi Spoon teh kumaha? Nuhun
    boleh japri wae ya hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin.. Ya Mujiib..

      Perlu direview kali ya aplikasinya.. 😆😃 (Jadi ada ide nge blog lagi..)

      Hapus
  2. Wah baru tahu tentang read aloud, yang saya pelajari adalah membaca dengan teknik tertentu, mungkin teknik ini cocok untuk diri sendiri saja ya, tapi kalau untuk mendidik anak suka membaca memang harus menggunakan teknik read aloud.

    Semalam saya coba membaca dengan teknik Real Aloud, lumayan harus belajar beberapa penggalan kata dan intonasinya yang pas untuk menggambarkan isi tulisan di telinga anak, eeh anak malah baru tidur barusan, bilang : "Yah besok baca cerita buku ali baba lagi yaa..." seru...

    Hehehe.. terima kasih Teh CHika sudah memberikan ilmu yang bermanfaat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya kang.. Anak yg biasa mendengarkan read aloud dg intonasi yg baik, biasanya akan punya pemahaman membaca yg lebih baik pula.

      Hapus