Project: Home Sweet Home

Sejak pertengahan bulan April, kami sekeluarga pindah rumah. Kepindahan rumah yang dinanti-nanti dan terwujud di waktu yang tak terduga. Iya... kami sudah berkali-kali meminta bantuan teman, untuk mencari rumah yang cocok. Ada yang kami batalkan, dan ternyata itu keputusan yang tepat. Ada juga yang deal, tapi tiba-tiba lost contact dengan pemiliknya. 

Rumah yang sekarang ini Kami tempati, sempat Saya lirik beberapa bulan lalu dan dalam hati berkata... "Enak ya... rumahnya. Tapi kapan... ya?



Hhaa.... dan tak menyangka bisa terwujud. :D

Jadi, setelah mendapat kesempatan untuk pindah rumah, prioritas Kami untuk menyiapkan tempat tinggal baru, berada di urutan teratas. Ya... padahal saat itu Kelas Bunda Sayang sudah masuk ke tantangan Level 4. Terus terang, Saya tidak bisa memutuskan untuk konsentrasi ke tantangan Level 4. Meskipun tantangannya adalah mengamati gaya belajar anak. Seharusnya bisa double project, tapi saat itu saya tidak bisa. 

Maka, Project Home Sweet Home kami kerjakan sama-sama. 
Pimpinan Project nya Saya.. 
Penanggung Jawab nya Ayah Nisrin. 
Dan Nisrin sebagai Pemimpin Bagian Packing.
Durasinya 1 bulan (9 April s,d 9 Mei 2017)

Sebelumnya Kami sudah mengurangi jumlah barang dan mengorganisirnya melalui Konmari Project. Nisrin juga sudah tahu prinsip-prinsipnya. Maka saya bisa langsung mendelegasikan Nisrin untuk memimpin packing. Dimulai dari Pakaian, Buku lalu Perlengkapan Dapur.

Ayah Nisrin tentunya bertanggung jawab soal pendanaan, teknisnya Saya yang atur. Namun begitu, Saya berusaha untuk mengatur keuangan sehari-hari dengan lebih ketat. Karena pindah rumah itu banyak investasi tak terduga dan perlu bebenah sana sini.

Datang ke sana, rumah masih belum nyaman. Anak-anak awalnya ragu... apakah bisa betah di tempat tinggal baru. Karena mereka anak-anak yang selama ini sangat betah berada di rumah (yang lama). Kirei juga rewel entah kenapa. Namun, kami mendiskusikan, bagaimana agar kami semua bisa betah. Tidak harus langsung betah, tapi bertahap. 

Akhirnya kami mulai dari membersihkan kamar mandi, menata kamar, menata perpustakaan (Perpustakaan Ambu untuk anak-anak kini ada di garasi rumah kami), halaman rumah dan menata kegiatan masak-masak di dapur.

Tidak mulus... karena... ada tantangan ketersediaan air yang harus dihadapi. Harus ngirit air, ngangkut air, nampung air hujan... Dan banyak kebiasaan baru juga yang harus dibangun. Seperti: berangkat ke sekolah (ke Qurratu'aini a.k.a rumah lama), masak (biasanya beli masakan/roti/cemilan jadi), cuci baju (handwash biasanya pakai mesin), bersih-bersih (dulu rumah 2 lantai bagi dua dengan sekolah, sekarang full 2 lantai hanya rumah), dan menyapu jalan depan rumah yang setiap hari meriah dengan daun yang berguguran. 

Seminggu pertama, badan rasanya remuk pegal-pegal... seminggu kedua, saya mulai kuat dengan ritmenya. Apalagi ketika weekday, dimana Ayah Nisrin beraktivitas di Bandung. Rasanya waktu berputar lebih cepat, dan saya disibukkan dengan rutinitas dan ritme yang belum teratur.

Alhamdulillah setelah hampir 1 bulan, anak-anak sudah menyatakan betah di rumah dan siap untuk terus mewujudkan home sweet home.

Yang sering terdengar dari mulut mereka adalah... "Sejak pindah rumah, kita rajin masak. Pagi masak, siang masak, malam masak. Mau sarapan, makan siang, ngemil bikin sendiri. Repot sihh.... tapi seru."

Kalau dari Ayah Nisrin, "Akhirnya Bunda merasakan jadi Ibu Rumah Tangga yang seutuhnya ya.."

Alhamdulillah Naik Kelas. Semoga bisa terus meningkat dan terus menebar kebaikan dan manfaat. 

#Level 3
#BundaSayang




Tidak ada komentar:

Posting Komentar